Kunjungan Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Prabowo Subianto, ke Amerika Serikat (AS) atas undangan Menhan AS, Mark Esper, menuai kritikan internasional. Namun pemerintahan Presiden Donald Trump tetap akan menyambut kedatangan Prabowo ke Pentagon pada Jumat (16/10) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (15/10/2020), seorang pejabat pertahanan senior AS membela keputusan AS untuk mengundang Prabowo ke Pentagon, di mana dia akan bertemu Menhan Esper.
"Menteri Prabowo adalah Menteri Pertahanan yang ditunjuk, dari Presiden Indonesia saat ini yang terpilih dua kali, yang merupakan demokrasi terbesar ketiga di dunia," ujar pejabat senior AS yang enggan disebut namanya ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia merupakan rekan kita, dari sebuah kemitraan yang sangat penting, dan penting bagi kita untuk terlibat dengannya dan memperlakukannya sebagai mitra," tegas pejabat AS tersebut.
Dilaporkan bahwa Prabowo akan menerima penjelasan resmi di suatu lokasi di Washington DC pada Kamis (15/10) waktu setempat. Penjelasan ini, sebut Reuters, diberikan saat Indonesia tengah mempertimbangkan pembelian jet tempur yang juga menarik perhatian Rusia.
Simak video 'Amnesty International Surati Menlu AS Terkait Visa Mehan Prabowo':
Reuters juga melaporkan bahwa militer Indonesia yang sedang didekati oleh Rusia dan China, telah menjadi perhatian khusus otoritas AS.
Dituturkan sejumlah pakar yang dikutip Reuters bahwa AS diperkirakan akan memperbarui peringatan untuk Indonesia terkait pembelian senjata besar-besaran dari Rusia. Membeli jet tempur Rusia, sebut para pakar, bisa memicu sanksi AS di bawah Undang-undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).
"Kami mengangkat risiko CAATSA dalam seluruh percakapan kami dengan Kementerian Pertahanan," ucap pejabat senior AS itu.
Sebelumnya, Amnesty International dan para pendukung HAM lainnya mengecam keputusan Departemen Luar Negeri AS untuk memberikan visa kepada Prabowo. Diketahui bahwa Prabowo selama bertahun-tahun dilarang masuk ke wilayah AS, termasuk saat putranya lulus dari Universitas Boston.