Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini tak lagi menyarankan lockdown (penguncian) untuk mengatasi pandemi COVID-19. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merasa bahwa selama ini dirinya benar.
"Organisasi Kesehatan Dunia baru saja mengakui bahwa saya benar. Lockdown membunuh negara-negara di seluruh dunia," kata Trump dalam statusnya di akun Facebook-nya, Selasa (13/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump menilai lockdown justru memicu masalah. Dia mendorong agar para gubernur negara-negara bagian dari Partai Demokrat untuk membuka wilayahnya.
"Penyembuhannya tidak bisa lebih buruk dari masalah itu sendiri. Bukalah negara bagian Anda, gubernur Demokrat. Buka New York. Pertarungan yang panjang, tetapi mereka akhirnya melakukan hal yang benar!" ungkapnya.
Trump selama ini memang dikenal sebagai presiden yang menolak lockdown. Dia bahkan kerap berselisih paham dengan pakar kesehatan top AS, Anthony Fauci soal lockdown ini.
Untuk diketahui, WHO kini memperingatkan para pemimpin negara agar tidak mengandalkan lockdown (penguncian) untuk mengatasi pandemi COVID-19. Padahal sebelumnya WHO mengatakan negara-negara harus berhati-hati ketika hendak melonggarkan pembatasan-pembatasan.
Dilansir dari Nypost, Senin (12/10/2020) Utusan Khusus (Special Envoy) WHO Dr David Nabarro mengatakan bahwa tindakan pembatasan seperti itu hanya boleh diperlakukan sebagai upaya terakhir.
"Kami di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan penguncian (lockdown) sebagai cara utama pengendalian virus ini," kata Nabarro dalam wawancaranya dengan majalah Inggris The Spectator.
Simak juga video 'Cuitan Trump soal Kebal Corona Ditandai Menyesatkan oleh Twitter':
"Satu-satunya saat kami yakin bahwa lockdown dapat dibenarkan adalah untuk memberi Anda waktu untuk mengatur ulang, menyusun kembali, menyeimbangkan kembali sumber daya Anda, melindungi petugas kesehatan Anda yang kelelahan, tetapi pada umumnya, kami lebih memilih tidak melakukannya," ujarnya.
Nabarro mengatakan bahwa ada kerugian signifikan yang disebabkan oleh pembatasan yang ketat, khususnya terhadap ekonomi global.
Padahal sebelumnya WHO telah memperingatkan negara-negara agar tidak mencabut lockdown terlalu cepat selama gelombang pertama Corona.
"Hal terakhir yang dibutuhkan negara mana pun adalah membuka sekolah dan bisnis, hanya untuk dipaksa menutupnya lagi karena kebangkitan virus," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus beberapa waktu lalu.