Sederet Kontroversi Trump yang Akhirnya Dinyatakan Positif Corona

Sederet Kontroversi Trump yang Akhirnya Dinyatakan Positif Corona

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 02 Okt 2020 13:15 WIB
President Donald Trump, center, wearing a mask as he walks down the hallway during his visit to Walter Reed National Military Medical Center in Bethesda, Md., Saturday, July 11, 2020. (AP Photo/Patrick Semansky)
Foto: Donald Trump saat pertama kali pakai masker di tengah Corona (AP/Patrick Semansky)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan istrinya, Melania, dinyatakan positif terinfeksi virus Corona (COVID-19). Sebelum dinyatakan positif, Trump memang kerap membuat pernyataan kontroversial soal Corona.

Seperti dilansir Associated Press, Jumat (2/10/2020), Trump mengungkapkan hasil tes itu via akun Twitternya pada Kamis (1/10) malam waktu AS. Dirinya dan Melania kembali menjalani tes Corona setelah salah satu penasihat dekatnya, Hope Hicks, dinyatakan positif Corona pada Kamis (1/10) waktu setempat.

"Malam ini, @FLOTUS (Melania-red) dan saya dinyatakan positif COVID-19," tutur Trump via akun Twitternya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan memulai karantina kami dan proses pemulihan segera. Kami akan melalui ini BERSAMA!" imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Trump yang berusia 74 tahun berada dalam risiko tinggi untuk terkena komplikasi serius akibat virus Corona. Diagnosis positif ini menjadi pukulan besar bagi Trump yang selama ini berusaha meyakinkan publik AS bahwa keburukan pandemi Corona telah terlewati.

Berikut ini sejumlah kontroversi Trump soal virus Corona sebelum dinyatakan positif.

1. Corona Buatan China

Trump selalu menyalahkan China atas merebaknya wabah Corona di negaranya. Trump bahkan menuding WHO gagal soal penanganan Corona dan bias kepada China pada 8 April 2020 lalu lewat akun Twitternya. Trump pun mengatakan bahwa dirinya akan menahan pendanaan untuk WHO. Sumber pendanaan terbesar WHO adalah AS.

Kemarahan Trump cukup beralasan. Pada 31 Januari lalu, memang WHO menyarankan agar negara-negara tetap membiarkan perbatasan masing-masing terbuka meski ada wabah Corona. Namun, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus membela diri. Dia menyindir AS dengan pernyataan 'yang terkuatlah yang harusnya memimpin'.

Beberapa hari berselang, seperti dilansir AFP, Trump benar-benar merealisasikan ancamannya itu. Pada Selasa (14/4) Trump menyetop dana AS untuk WHO. AS menyediakan US$ 400 juta tahun lalu.

Selanjutnya, Trump meyakini bahwa virus Corona (COVID-19) berasal dari laboratorium virologi China. Trump bahkan mengklaim memiliki bukti soal itu.

Dilansir Reuters, Jumat (1/5/2020), Trump pada Kamis (30/4) lalu mengaku sudah melihat bukti yang memberinya
'tingkat kepercayaan yang tinggi' jika virus mematikan itu berasal dari Institut Virologi Wuhan, China. Namun, Trump enggan membeberkan bukti yang dimilikinya.

"Ya, ya sudah," katanya, menolak untuk memberikan spesifik. "Aku tidak bisa memberitahumu itu. Saya tidak diizinkan memberi tahu Anda tentang itu," imbuh Trump.

2. Suntik Disinfektan

Trump juga pernah menyarankan agar pasien Corona disuntik disinfektan. Hal itu ia sampaikan dalam rapat bersama gugus tugas penanganan virus corona di Gedung Putih yang digelar Kamis (23/04).

Trump mengarahkan perhatiannya kepada para ilmuwan pemerintahan yang ada di ruangan konferensi pers dan bertanya kepada mereka soal peran disinfektan dalam membunuh virus Corona.

"Dan kemudian saya melihat disinfektan, di mana itu (disinfektan-red) dapat membunuh (virus Corona) dalam satu menit. Satu menit. Apakah ada caranya kita bisa melakukan sesuatu seperti itu, dengan menyuntikkan (disinfektan) ke dalam atau nyaris seperti pembersihan? Karena Anda melihatnya masuk ke paru-paru dan itu melakukan banyak hal pada paru-paru. Jadi akan menarik untuk memeriksa itu," ujar Trump pada saat itu.

Donald Trump Jelaskan Awal Mula Dirinya Positif Corona:

[Gambas:Video 20detik]




3. Corona Kung Flu

Trump kembali pernah melontarkan ungkapan rasis dengan menyebut 'kung flu' sebagai kata ganti untuk virus Corona COVID-19 pada kampanye di Tulsa, Oklahoma pada Sabtu (20/6/2020).

Dilansir dari laman The Guardian, tindakan tersebut dikaitkan dengan China, sebelumnya Trump menyebut virus Corona sebagai 'virus China' atau 'virus Wuhan'.

"Virus ini memiliki lebih nama dari pada penyakit lain dalam sejarah. Saya menamainya kung flu. Saya bisa menyebutkan 19 versi nama yang berbeda," ujar Trump saat berkampanye.

"Tidak rasis sama sekali. Itu berasal dari China. Saya hanya ingin menjadikannya akurat," tambanya.

4. 99% Corona Tak Berbahaya

Trump juga pernah menyebut 99 persen virus Corona di antaranya tidak berbahaya.

"Sekarang kita telah melakukan tes, terhadap nyaris 40 juta orang. Dengan melakukan itu, kita menunjukkan hasil kasus-kasus -- 99 persen di antaranya sama sekali tidak berbahaya -- yang tidak bisa ditunjukkan oleh negara lain karena tidak ada negara lain yang memiliki kemampuan tes yang kita miliki. Bukan masalah jumlah atau masalah kualitas," ucap Trump saat itu.

Namun, Gedung Putih membela klaim tak berdasar yang disampaikan oleh Trump itu. Ditegaskan Gedung Putih bahwa komentar Trump itu merujuk pada angka kematian virus Corona yang relatif rendah.

5. Corona Ujian Tuhan

Trump juga pernah menyebut Corona ujian Tuhan. Seperti dilansir dari Huffington Post, Senin (17/8/2020), hal itu disampaikan Trump saat dirinya membanggakan soal "keajaiban ekonomi" AS yang dia klaim telah dicapai sebelum pandemi Corona merajalela. Trump kemudian mengungkapkan momen saat dirinya bicara dengan Tuhan soal rekam jejaknya sebagai presiden AS.

"Kita telah membangun perekonomian terhebat dalam sejarah dunia, dan sekarang saya harus melakukannya lagi," ucap Trump saat berbicara dalam kampanye di Minnesota.

"Kamu tahu apa itu?" tanya Trump. "Itu Tuhan yang sedang menguji saya. Dia berkata, 'Kamu tahu, kamu telah melakukannya sekali.' Dan saya berkata, 'Apakah saya melakukannya dengan baik, Tuhan? Sayalah satu-satunya yang bisa melakukannya'," imbuhnya.

6. Remehkan Corona Agar Warga Tak Panik

Trump, mengakui dirinya memang meremehkan bahaya virus Corona (COVID-19) meskipun mengetahui bahwa virus itu sebenarnya mematikan. Diakui Trump bahwa hal itu dia lakukan karena tidak ingin memicu kepanikan.

Seperti dilansir Associated Press dan Reuters, Kamis (10/9/2020), pernyataan Trump itu disampaikan kepada wartawan senior AS Bob Woodward.

Pada 19 Maret, hanya hitungan hari setelah Gedung Putih mengumumkan pandemi Corona sebagai darurat nasional, Trump mengatakan kepada Woodward bahwa: "Saya ingin selalu meremehkannya. Saya masih suka meremehkannya, karena saya tidak ingin membuat panik."

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads