"Kapan? InsyaAllah?" kata Biden kepada Trump saat debat Capres di Ohio, Selasa (29/9/2020).
Peristiwa pengucapan 'InsyaAllah' oleh Biden pun menjadi ramai di sosial media.
Lantas, apa makna di balik kata 'InsyaAllah' sebenarnya?
Dikutip dari buku 'Pintu-pintu Hikmah' InsyaAllah berarti 'Jika Allah menghendaki'. Lafal tersebut memiliki makna yang mendalam, yakni mengenai kebesaran Allah SWT sebagai pemilik alam semesta di mana hanya Allah yang memberi kuasa atas terjadinya atau tidak terjadinya sesuatu.
Selain itu, lafal tersebut menyiratkan bahwa manusia tidak bisa melawan kehendak-Nya. Dengan demikian, benar bahwa manusia hanya bisa berencana, sementara Allah saja lah yang menentukan.
Dalam Al Quran surat Al Kahfi ayat 23-24, Allah SWT juga berfirman betapa pentingnya mengucapkan lafal InsyaAllah dalam berbicara terkait hal yang belum dilakukan.
Arab: وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ
اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا
Latin: wa lā taqụlanna lisyai`in innī fā'ilun żālika gadā
illā ay yasyā`allāhu ważkur rabbaka iżā nasīta wa qul 'asā ay yahdiyani rabbī li`aqraba min hāżā rasyadā
Artinya: Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, "Aku pasti melakukan itu besok pagi,"
kecuali (dengan mengatakan), "Insya Allah." Dan ingat lah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini."
Hanya saja, saat ini banyak yang salah mengartikan lafal 'InsyaAllah' karena dianggap sebagai tindakan 'tidak berkomitmen'. Padahal, lafal tersebut merupakan bentuk kepasrahan manusia kepada Allah bahwa tidak ada yang bisa menjamin sesuatu selain Allah.
Sahabat Hikmah, jangan lupa mengamalkan lafal InsyaAllah ya! (pay/erd)