Dua petugas polisi ditembak saat gelombang protes 'Black Lives Matter' berkobar di Amerika Serikat. Demo ini pecah usai pihak berwenang mengumumkan tidak ada yang akan didakwa dalam kasus pembunuhan Breonna Taylor.
Dilansir AFP, Kamis (24/9/2020) Taylor, yang ditembak mati di apartemennya oleh petugas polisi berpakaian preman, telah menjadi simbol gerakan Black Lives Matter. Para demonstran menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai kekerasan polisi yang tidak dapat dibenarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewan juri mendakwa salah satu dari tiga polisi yang terlibat dalam penggerebekan itu dengan dakwaan "membahayakan secara tidak sengaja" atas tembakan yang dia tembakkan ke rumah tetangga Taylor. Namun, baik dia maupun dua rekannya tidak akan menghadapi dakwaan atas kematian Taylor.
Berita itu memicu protes di seluruh negeri - termasuk di New York, Boston, Washington, dan Los Angeles.
Namun, demonstrasi terbesar terjadi di kampung halaman Taylor di Louisville, Kentucky, di mana dua petugas polisi dirawat di rumah sakit setelah ditembak Rabu (23/9) malam.
"Kedua petugas saat ini sedang menjalani perawatan," kata kepala polisi sementara Robert Schroeder kepada wartawan.
Simak video 'Momen Donald Trump Akui Tak Menyukai Meghan Markle':
"Satu orang dalam keadaan sadar dan stabil. Petugas lainnya sedang menjalani operasi dan stabil," katanya seraya menambahkan bahwa satu orang telah ditangkap terkait penembakan polisi tersebut.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump menulis di Twitter bahwa dia "berdoa untuk dua petugas polisi yang ditembak malam ini di Louisville, Kentucky. Pemerintah Federal mendukung Anda dan siap untuk melakukannya."