Pengadilan Rusia memerintahkan penahanan pra-sidang selama dua bulan bagi seorang pemimpin sekte Siberia yang mengaku sebagai reinkarnasi Yesus Kristus. Pria itu menghadapi tuduhan merugikan para pengikutnya.
Dilansir AFP, Kamis (24/9/2020), Sergei Torop, mantan polisi lalu lintas berambut gondrong, telah memimpin sebuah sekte yang disebut Gereja Perjanjian Terakhir selama hampir 30 tahun sejak memproklamirkan dirinya sebagai Anak Allah. Dia mengklaim telah mendapat wahyu dari Tuhan.
Torop dan dua pengikutnya, harus tetap mendekam di penjara sampai 22 November untuk menunggu persidangan. Keputusan ini dikeluarkan oleh sebuah pengadilan di kota Novosibirsk, Siberia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pasukan khusus Rusia terbang dengan helikopter ke pemukiman terpencilnya di wilayah Krasnoyarsk pada hari Selasa (22/9) dan menahannya bersama para pembantu utamanya.
Komite Investigasi mengatakan pihaknya berencana untuk menuntut para pemimpin sekte karena mengorganisir sebuah organisasi keagamaan ilegal dan menyebabkan "dua orang atau lebih cedera parah."
Penyelidik mengatakan pemimpin sekte itu memanipulasi pengikut untuk memberikan uang dan membuat mereka mengalami "pelecehan mental" yang merusak kesehatan mereka secara serius.
Pengadilan Distrik Pusat Novosibirsk mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (23/9), bahwa Torop dan dua pengikutnya telah didakwa.
Menghadiri pengadilan pada hari Selasa (22/9), Torop mengatakan kepada wartawan bahwa dia menolak dakwaan terhadapnya. Juru bicaranya dan kepala sekolah untuk anak-anak pengikutnya, menggambarkan dakwaan tersebut sebagai "tidak dapat dipercaya," demikian kantor berita negara TASS melaporkan.
Kasus ini telah menarik perhatian besar di Rusia, dengan media-media menyebutnya sebagai "Yesus dari Siberia" atau "Kristus Siberia".