Sejumlah tahanan Taliban yang dibebaskan oleh pemerintah Afghanistan sebagai syarat untuk perundingan damai, telah kembali mengangkat senjata. Hal ini disampaikan oleh ketua perundingan pemerintah, Abdullah Abdullah.
Dilansir AFP, Rabu (23/9/2020), Abdullah, ketua Dewan Tinggi Afghanistan untuk Rekonsiliasi Nasional, mengatakan diskusi dengan Taliban di Qatar sejauh ini positif.
Namun, dia mengatakan beberapa - meskipun bukan mayoritas - dari 5.000 tahanan Taliban yang dibebaskan oleh pemerintah sebagai syarat untuk pembicaraan, telah melanjutkan perang melawan otoritas Afghanistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu bahwa beberapa telah kembali ke medan perang, yang merupakan pelanggaran atas kesepakatan yang telah mereka buat," kata Abdullah dalam konferensi online dengan Dewan Hubungan Luar Negeri AS.
Abdullah mengatakan pembicaraan antara kedua belah pihak telah dimulai di Doha dengan catatan positif, karena para delegasi membangun keakraban satu sama lain.
Namun tingkat kekerasan di Afghanistan belum turun, dan dia meminta Amerika Serikat, yang meluncurkan proses perdamaian dengan kesepakatannya sendiri dengan Taliban, dan Pakistan, yang mempertahankan hubungan dengan pemberontak, untuk menekan mereka agar menyetujui gencatan senjata.
"Sayangnya, selama ini tingkat kekerasannya sangat tinggi dan tidak dapat diterima masyarakat," tutur Abdullah.
"Saya mengulangi seruan saya kepada Taliban sendiri dan juga kepada semua mitra yang memiliki pengaruh atas Taliban untuk mendesak hal itu."
Abdullah mengatakan dia berencana mengunjungi Pakistan dalam beberapa hari mendatang untuk pertama kalinya sejak 2008.
Kekerasan yang terus-menerus, dan kegagalan Taliban untuk sepenuhnya memutuskan hubungan dengan ISIS dan kelompok-kelompok jihadis Al-Qaeda, dipilih sebagai penghalang keberhasilan oleh para pejabat AS yang bersaksi di Kongres, Selasa (22/9).
Kepala juru runding AS, Zalmay Khalilzad ,mengatakan penarikan pasukan AS, di bawah perjanjian AS-Taliban, akan berhenti sekitar 4.500 yang tersisa di Afghanistan pada November, sementara Washington menilai apakah para pemberontak memenuhi janji mereka.
Sementara itu, AS telah memangkas jumlah pasukan di Afghanistan lebih dari setengah dari 12.000.
Di bawah janji Presiden Donald Trump untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di luar negeri, Washington telah berjanji untuk menarik semua pasukan pada Mei 2021, jika Taliban dan pemerintah dapat mencapai kesepakatan damai yang solid.