Buntut Ketegangan dengan Yunani, Pemimpin Eropa Dukung Sanksi untuk Turki

Buntut Ketegangan dengan Yunani, Pemimpin Eropa Dukung Sanksi untuk Turki

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 11 Sep 2020 09:41 WIB
FILE - In this Tuesday, Jan. 24, 2017 file photo, French presidential candidate and former French Economy Minister Emmanuel Macron speaks during a press conference at the Government House, in downtown Beirut, Lebanon. French President Emmanuel Macron is traveling to Lebanon on Thursday Aug. 6, 2020, to offer support for the country after the massive, deadly explosion in Beirut. Lebanon is a former French protectorate and the countries retain close political and economic ties.  (AP Photo/Bilal Hussein, File)
Foto: Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP Photo/Bilal Hussein, File)
Paris -

Para pemimpin tujuh negara Eropa di Mediterania siap untuk mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Turki. Mereka ingin sanksi itu dijatuhkan jika Turki menghindari dialog tentang meningkatnya ketegangan di laut tersebut.

Seperti dilansir AFP, Jumat (11/9/2020) Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi tuan rumah bagi para pemimpin enam negara Uni Eropa lainnya, termasuk saingan regional Turki, Yunani, untuk pertemuan puncak di Corsica dengan harapan menemukan kesepakatan menjelang pertemuan puncak Uni Eropa berikutnya bulan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menunjukkan kembali kemarahannya terhadap Turki yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan, Macron mengatakan sebelum KTT bahwa sekutu NATO itu tidak lagi menjadi mitra di Mediterania timur, dan bahwa rakyatnya "pantas mendapatkan sesuatu" yang berbeda dengan cara pemerintah berperilaku saat ini.

ADVERTISEMENT

Prancis telah sangat mendukung Yunani dan Siprus dalam perselisihan yang berkembang dengan Turki atas sumber daya hidrokarbon dan pengaruh angkatan laut di Mediterania timur, yang telah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih parah.

Setelah pembicaraan dengan para pemimpin Italia, Malta, Portugal, Spanyol, Yunani dan Siprus di resor Porticcio di luar ibu kota lokal Ajaccio, Macron mengatakan bahwa para pemimpin ingin terlibat kembali dalam dialog dengan Turki "dengan itikad baik ".

Tetapi pernyataan terakhir dari para pemimpin itu menjelaskan bahwa sanksi akan dibahas jika Turki gagal mengakhiri "tindakan konfrontasinya".

Tonton video 'Turki Kecam Latihan Perang Yunani':

[Gambas:Video 20detik]



"Kami menyesalkan bahwa Turki tidak menanggapi seruan berulang kali oleh Uni Eropa untuk mengakhiri kegiatan sepihak dan ilegal di Mediterania Timur dan Laut Aegea," demikian pernyataan bersama para pemimpin Eropa tersebut.

"Kami mempertahankan bahwa tidak adanya kemajuan dalam melibatkan Turki ke dalam dialog dan kecuali Turki mengakhiri kegiatan sepihaknya, UE siap untuk mengembangkan daftar langkah-langkah pembatasan lebih lanjut," kata para pemimpin.

Selanjutnya, masalah ini nantinya juga bisa dibahas di Dewan Eropa pada 24-25 September.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (06/09) meminta Uni Eropa untuk mengambil posisi "tidak memihak" di perselisihan timur Laut Tengah, di mana Turki terkekang dalam ketegangan yang meningkat dengan Yunani.

Erdogan mengatakan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel melalui sambungan telepon bahwa pendekatan UE akan menjadi ujian bagi hukum internasional dan perdamaian regional, kata sebuah pernyataan yang dirilis kantor Erdogan.

Presiden Turki "meminta Uni Eropa dan negara-negara anggota untuk bersikap adil, tidak memihak, objektif dan bertindak secara bertanggung jawab atas masalah regional, khususnya timur Laut Tengah," kata pernyataan itu.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads