WHO Prediksi Vaksinasi Corona Belum Meluas hingga Pertengahan 2021

WHO Prediksi Vaksinasi Corona Belum Meluas hingga Pertengahan 2021

Zunita Putri - detikNews
Minggu, 06 Sep 2020 12:19 WIB
Virus corona: China diam-diam uji coba vaksin Covid-19 pada para pekerja
Foto ilustrasi vaksin Corona: BBC World
Jakarta -

World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia memprediksi vaksinasi Corona (COVID-19) belum akan tersebar luas hingga pertengahan 2021. WHO menyebut tidak ada satu pun dari kandidat vaksin dalam uji klinis lanjutan sejauh ini yang menunjukkan 'sinyal jelas' kemanjuran vaksin Corona pada tingkat setidaknya 50% yang dicari WHO.

"Kami benar-benar tidak berharap banyak vaksinasi meluas sampai pertengahan tahun depan," kata juru bicara WHO, Margaret Harris dalam pengarahan PBB di Jenewa, seperti dilansir Reuters, Minggu (6/9/2020).

Margaret mengatakan dalam tahap uji klinis vaksin Corona itu harus benar-benar dilihat untuk menentukan seberapa aman vaksin itu. Margaret mengatakan ini merujuk pada fase dalam penelitian vaksin di mana uji klinis besar-besaran di antara manusia dilakukan, tidak merujuk pada kandidat vaksin tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahap 3 ini harus memakan waktu lebih lama karena kita perlu melihat seberapa protektif vaksin itu dan kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu," katanya.

Margaret juga mengatakan semua data dari uji coba harus dibagikan dan dibandingkan. Dia juga menyebut hingga saat ini WHO belum melihat ada kandidat yang memiliki sinyal jelas terkait vaksin Corona.

ADVERTISEMENT

"Banyak orang telah divaksinasi dan yang tidak kami ketahui adalah apakah vaksin itu bekerja.... Pada tahap ini, kami tidak memiliki sinyal yang jelas apakah memiliki tingkat kemanjuran dan keamanan yang bermanfaat," tambahnya.

Aliansi vaksin WHO dan GAVI memimpin rencana alokasi vaksin global yang dikenal sebagai COVAX yang bertujuan untuk membantu membeli dan mendistribusikan suntikan secara adil. Fokusnya adalah memvaksinasi orang-orang yang paling berisiko tinggi di setiap negara seperti petugas kesehatan.

COVAX bertujuan untuk mendapatkan dan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin yang disetujui pada akhir 2021, tetapi beberapa negara yang telah mengamankan pasokan mereka sendiri melalui kesepakatan bilateral, termasuk Amerika Serikat, mengatakan mereka tidak akan bergabung.

"Intinya, pintunya terbuka. Kami terbuka. Apa yang dimaksud dengan COVAX adalah memastikan semua orang di planet ini akan mendapatkan akses ke vaksin," kata Margaret.

Tonton video 'Reaksi WHO soal Gerakan Anti Vaksin di Tengah Pandemi COVID-19':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, Rusia memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin COVID-19 pada Agustus setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia, mendorong beberapa ahli Barat untuk mempertanyakan keamanan dan kemanjurannya.

Pejabat kesehatan masyarakat AS dan Pfizer Inc juga mengatakan pada Kamis (3/9) bahwa vaksin dapat siap untuk didistribusikan paling cepat akhir Oktober. Itu akan terjadi tepat menjelang pemilihan AS pada 3 November di mana pandemi kemungkinan akan menjadi faktor utama di antara para pemilih yang memutuskan apakah Presiden Donald Trump memenangkan masa jabatan kedua.

Halaman 2 dari 2
(zap/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads