Tabung gas klorin yang diangkut dengan truk di Iran barat telah meledak dan melukai 217 orang.
Kantor berita Iran, IRNA melaporkan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (5/9/2020), sejauh ini tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
IRNA melaporkan bahwa ledakan itu terjadi pada Jumat (5/9/2020) malam waktu setempat di daerah Chardavol di provinsi Ilam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala universitas kedokteran provinsi itu, Mohammad Karimian, mengatakan kepada IRNA bahwa "kecerobohan" dicurigai dalam peristiwa itu.
Insiden itu adalah yang terbaru dari serangkaian kebakaran dan ledakan yang melanda situs militer dan sipil di Iran sejak Juni, termasuk kebakaran di fasilitas nuklir di kota Natanz pada Juli lalu.
Badan Energi Atom Iran (IAEO) menyebut kebakaran yang terjadi di fasilitas nuklir itu disebabkan aksi sabotase. Namun pernyataan resmi itu tidak menyebut terduga pelaku sabotase.
Juru Bicara IAEO, Behrouz Kamalvandi, berkata bahwa otoritas keamanan Iran akan segera mengungkap ke publik berbagai temuan mereka soal ledakan serta kebakaran di fasilitas nuklir itu.
Sejumlah pejabat pemerintahan Iran sebelumnya menyebut kebakaran di fasilitas nuklir tersebut dipicu sabotase siber. Sebuah artikel yang diunggah kantor berita Iran, Irna, menyebut kemungkinan sabotase oleh Amerika Serikat dan Israel. Namun mereka tidak menuduh dua negara itu secara langsung.
Kebakaran yang terjadi merusak ruang mesin sentifugal nuklir, yang berfungsi dalam proses pengayaan uranium. Mesin-mesin itu dapat digunakan untuk membuat bahan bakar reaktor sekaligus material senjata nuklir.