Otoritas Mesir telah menangkap tiga tersangka baru atas dugaan pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang wanita. Kasus ini terjadi enam tahun lalu di sebuah hotel mewah di Kairo.
Seperti dilansir AFP, Selasa (1/9/2020), kasus ini telah memicu kemarahan publik di tengah kebangkitan gerakan #MeToo di Mesir. Gerakan ini meminta pertanggungjawaban predator seksual di negara yang sangat konservatif itu atas tindakan mereka.
"Jaksa penuntut umum telah memerintahkan penahanan tiga tersangka 'untuk tujuan penyelidikan peristiwa yang dituduhkan kepada mereka sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung atas serangan terhadap seorang wanita muda di hotel Fairmont Nile City," kata sebuah pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerkosaan tersebut diduga terjadi pada tahun 2014. Namun tuduhan tersebut baru muncul di internet pada bulan Juli lalu.
Nama dan foto para tersangka, yang tampaknya berasal dari keluarga kaya, telah beredar di internet, tetapi AFP belum dapat memverifikasi soal keaslian foto mereka.
Para tersangka baru akan menjalani tes untuk kemungkinan penggunaan narkoba, kata jaksa penuntut.
Jaksa juga mengatakan tiga orang yang sebelumnya ditangkap dalam kasus tersebut telah dibebaskan dengan jaminan sebesar 100.000 pound Mesir (5.280 euro.) Identitas para tersangka ini tidak dirilis.
Pekan lalu, jaksa penuntut umum Mesir mengatakan kasus tersebut melibatkan sembilan pria - tujuh di antaranya melarikan diri dari negara itu dan diburu oleh Interpol.
Jaksa penuntut mengatakan pada hari Minggu (30/8) bahwa seorang pria yang diidentifikasi sebagai Omar Hafez ditangkap pada 28 Agustus dan diperintahkan ditahan selama empat hari menunggu penyelidikan atas serangan seksual itu.
Pada Rabu (26/8) lalu, jaksa penuntut mengumumkan penangkapan Amir Zayed, tersangka lain dalam kasus yang dikatakan juga dituduh terlibat dalam "insiden serupa".
Pada hari Sabtu (29/8), polisi Lebanon mengatakan telah menangkap tiga warga Mesir setelah menerima surat dari Interpol Mesir.
Kejaksaan Mesir meluncurkan penyelidikan pada awal Agustus setelah menerima surat dari Dewan Nasional Wanita, yang mencakup pengaduan dari wanita yang mengklaim telah diperkosa beramai-ramai di Fairmont pada tahun 2014.
Hotel tersebut mengatakan telah melakukan penyelidikan internal tetapi menemukan "bahwa tidak pernah ada laporan tentang insiden tersebut yang diajukan ke hotel, atau ke polisi pariwisata hotel".