Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membela remaja 17 tahun pelaku penembakan yang menewaskan dua orang dalam unjuk rasa di Kenosha, Wisconsin. Trump menyebut remaja itu berusaha kabur dan bisa terbunuh saat dikepung demonstran jika dia tidak melepaskan tembakan.
Diketahui bahwa seorang remaja bernama Kyle Rittenhouse (17) menembak tiga demonstran pada Selasa (25/8) pekan lalu, saat malam ketiga unjuk rasa memprotes kebrutalan polisi dan rasisme terkait penembakan polisi terhadap seorang pria kulit hitam bernama Jacob Blake (29) di Kenosha, Wisconsin.
Rittenhouse turut hadir dalam unjuk rasa sambil menenteng sepucuk senapan serbu. Remaja ini dikeroyok para demonstran saat ketahuan melepas tembakan di tengah unjuk rasa. Dari tiga demonstran yang ditembak Rittenhouse, dua orang meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Rittenhouse-red) berusaha melarikan diri dari mereka ... Dan kemudian dia terjatuh dan kemudian mereka dengan sangat kasar menyerangnya," ucap Trump dalam pernyataannya mengomentari insiden tersebut, seperti dilansir Reuters, Selasa (1/9/2020).
"Saya pikir dia ada dalam masalah sangat besar ... Dia mungkin akan terbunuh," imbuhnya, merujuk pada Rittenhouse yang merupakan remaja kulit putih.
Rittenhouse telah ditangkap polisi setempat dan didakwa sebagai warga dewasa atas dua dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan satu dakwaan percobaan pembunuhan.
Trump yang menjadikan penegakan hukum dan ketertiban sebagai tema utama kampanye pemilihan presiden (pilpres) November mendatang, menolak untuk mengecam aksi kekerasan yang dilakukan para pendukungnya. Trump justru mengecam apa yang disebutnya sebagai 'kerusuhan dan aksi anarkis' oleh para demonstran 'sayap kiri'.
Calon presiden (capres) Partai Demokrat, Joe Biden, yang menjadi penantang Trump dalam pilpres, menuduh Trump mengobarkan aksi kekerasan melalui retorika yang dilontarkannya. "Presiden menolak mengecam kekerasan. Dia bahkan tidak menyangkal salah satu pendukungnya yang didakwa atas pembunuhan karena serangannya pada orang lain. Dia terlalu lemah, terlalu takut pada kebencian yang dia ciptakan untuk mengakhirinya," sebut Biden.
Penembakan polisi terhadap Blake di depan anak-anaknya telah memicu gelombang unjuk rasa baru di AS. Blake yang ditembak 7 kali di bagian belakang tubuhnya, kini masih terbaring di rumah sakit dan dilaporkan lumpuh.
Juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany, menuturkan kepada wartawan Trump akan berkunjung ke Kenosha -- lokasi penembakan Blake -- untuk mensurvei kerusakan akibat unjuk rasa dan bertemu pemilik bisnis setempat. Ditegaskan juga bahwa Trump tidak akan bertemu keluarga Blake dalam kunjungan itu.
Tonton video 'Ke Kota Tempat Jacob Ditembak, Trump Tak Berencana Bertemu Keluarga':