Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu melontarkan ancaman terhadap kelompok gerilyawan Hizbullah terkait gejolak terbaru di perbatasan Lebanon. Netanyahu berjanji akan memberikan tanggapan keras jika terjadi insiden lebih lanjut.
"Kami akan bereaksi keras terhadap setiap serangan terhadap kami," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/8/2020).
"Saya menyarankan Hizbullah untuk tidak menguji kekuatan Israel. Hizbullah sekali lagi membahayakan Lebanon karena agresinya," imbuh pemimpin negeri Yahudi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel dan Hizbullah pernah terlibat perang besar selama sebulan pada tahun 2006.
Sebelumnya, Israel mengatakan telah melancarkan serangan udara terhadap pos pengamatan Hizbullah di Lebanon, setelah tembakan dilepaskan dari seberang perbatasan ke arah pasukannya, malam sebelumnya.
Gejolak perbatasan terjadi beberapa jam setelah Lebanon menolak seruan Israel untuk mereformasi pasukan penjaga perdamaian PBB yang berpatroli di perbatasan, menjelang pemungutan suara Dewan Keamanan PBB untuk memperbarui mandatnya.
Tentara Israel sebelumnya mengatakan bahwa "insiden keamanan" sedang berlangsung di dekat Manara, sebuah kibbutz dekat perbatasan yang dibatasi PBB antara kedua negara, dan mendesak penduduk untuk berlindung.
Manara dilaporkan tenang pada Rabu pagi waktu setempat. Pasukan Israel memberi tahu penduduk bahwa mereka kini bisa datang ke tempat terbuka dan melanjutkan pekerjaan di ladang.
(ita/ita)