Kritik Perlakuan Pemerintah Malaysia pada Migran, WN Bangladesh Dideportasi

Kritik Perlakuan Pemerintah Malaysia pada Migran, WN Bangladesh Dideportasi

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 22 Agu 2020 14:48 WIB
Pekerja migran Bangladesh ditahan dan dideportasi Malaysia karena mengkritik pemerintah, Saya hanya berbicara tentang diskriminasi terhadap migran
Ratusan migran ilegal ditangkap di Kuala Lumpur (Getty Images)
Jakarta -

Otoritas Malaysia telah mendeportasi seorang pekerja Bangladesh yang mengkritik perlakuan pemerintah terhadap para migran dalam sebuah film dokumenter, yang dibuat oleh media Al Jazeera.

Direktur Jenderal Imigrasi Malaysia, Khairul Dzaimee Daud mengatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (22/8/2020), bahwa Mohammad Rayhan Kabir dideportasi ke Bangladesh pada Jumat (21/8) malam. Namun, dia tidak menanggapi pertanyaan lebih lanjut tentang mengapa Rayhan dideportasi.

Kantor berita Malaysia, Bernama melaporkan, Rayhan yang ditemani petugas imigrasi, terlihat melambai dan mengacungkan jempol kepada para wartawan di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Jumat (21/8) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Malaysia menangkap Rayhan yang berusia 25 tahun dan memasukkannya ke dalam daftar hitam untuk memasuki negara itu bulan lalu. Penangkapan dilakukan setelah film dokumenter Al Jazeera pada 3 Juli tentang perlakuan Malaysia terhadap pekerja asing tidak berdokumen selama pandemi COVID-19 memicu reaksi keras di negara Asia Tenggara itu.

ADVERTISEMENT

Pada saat itu, Al Jazeera yang berbasis di Qatar, menyebut penangkapan itu mengganggu karena Rayhan telah ditangkap karena memilih untuk berbicara tentang beberapa pengalaman para migran.

Kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah menekan kebebasan media setelah pihak berwenang menanyai jurnalis Al Jazeera, menggerebek kantor mereka, dan membuka penyelidikan terhadap dugaan penghasutan, pencemaran nama baik dan pelanggaran hukum komunikasi.

Malaysia telah menangkap ratusan orang asing yang tidak berdokumen, termasuk anak-anak dan pengungsi Rohingya, setelah negara itu memberlakukan lockdown untuk mengendalikan penyebaran virus Corona.

Pejabat-pejabat Malaysia mengatakan penangkapan itu diperlukan untuk mencegah penyebaran virus, yang oleh aktivis hak asasi manusia dikutuk sebagai tidak manusiawi.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads