Banjir di China Ancam Situs Warisan Dunia, 100 Ribu Warga Dievakuasi

Banjir di China Ancam Situs Warisan Dunia, 100 Ribu Warga Dievakuasi

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 19 Agu 2020 14:08 WIB
This aerial photo taken on August 18, 2020 shows the swollen Tuojiang River following heavy rain in Neijiang in Chinas southwestern Sichuan province. - Sichuan on August 17 raised its flood alert to the second-highest level after continuous heavy rain since August 15 damaged farmland and transport infrastructure, according to the official Xinhua News Agency. (Photo by STR / AFP) / China OUT
Banjir di Provinsi Sichuan, China (AFP/STR)
Beijing -

Banjir akibat meluapnya hulu Sungai Yangtze di China, telah memaksa otoritas setempat untuk mengevakuasi lebih dari 100 ribu orang. Banjir ini juga mengancam sebuah situs warisan dunia yang berusia 1.200 tahun.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (19/8/2020), para staf, polisi dan relawan menggunakan karung pasir untuk melindungi patung Buddha Raksasa Leshan setinggi 71 meter di Provinsi Sichuan. Patung tersebut ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.

Air banjir yang berlumpur terpantau mulai merendam bagian kaki patung raksasa tersebut. Televisi nasional China, CCTV, melaporkan bahwa banjir di situs Warisan Dunia itu merupakan yang pertama kali sejak tahun 1949.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Provinsi Sichuan, yang wilayahnya dialiri Sungai Yangtze, menaikkan respons darurat ke level maksimum pada Selasa (18/8) waktu setempat, dengan hujan deras yang terus mengguyur.

Komisi Sumber Daya Air Yangtze -- badan pemerintah yang mengawasi Sungai Yangtze -- menetapkan peringatan red alert pada Selasa (18/8) malam. Peringatan itu menyebutkan bahwa ketinggian air di beberapa pos pemantauan telah melebihi level aman, yakni di atas 5 meter.

ADVERTISEMENT

Disebutkan Kementerian Sumber Daya Air bahwa bendungan Proyek Tiga Ngarai, fasilitas hidroelektrik besar yang dirancang untuk menangkal banjir di Yangtze, diperkirakan akan menampung aliran air sebanyak 74 ribu meter kubik per detik pada Rabu (19/8) waktu setempat. Ini tercatat sebagai volume tertinggi sejak bendungan itu dibangun.

Bendungan ini membatasi volume air yang mengalir ke hilir dengan menyimpannya di waduknya. Disebutkan Kementerian Sumber Daya Air bahwa fasilitas itu terpaksa menaikkan volume debit air untuk 'mengurangi tekanan pengendalian banjir'.

Otoritas China bersusah payah menunjukkan bahwa bendungan raksasa dan waduk yang dibangun di sepanjang hulu Sungai Yangtze telah melindungi wilayah itu dari banjir terburuk pada tahun ini, meskipun para pengkritik menyebutnya mungkin memperburuk situasi.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads