Menteri Informasi Lebanon Manal Abdel Samad mundur dari pemerintahan. Manal Abdel Samad mundur usai ledakan dahsyat mematikan di Beirut yang menyebabkan 150 orang lebih meninggal dunia.
"Setelah bencana besar di Beirut, saya mengumumkan pengunduran diri saya dari pemerintah," katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media lokal seperti dilansir AFP, Minggu (9/8/2020). Dia meminta maaf kepada publik Lebanon karena mengecewakan mereka.
Sementara itu, kepala gereja Maronit Lebanon meminta seluruh pemerintah mundur atas ledakan dahsyat di Beirut beberapa waktu lalu. Ledakan ini dinilai sebagai bukti mengejutkan dari pembusukan di inti aparat negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demonstran Lebanon yang marah atas ledakan itu berjanji melakukan unjuk rasa lagi setelah bentrokan malam hari yang mana mereka menyerbu sejumlah kementerian.
Patriark Maronit Beshara Rai bergabung dengan orang-orang yang mendesak kabinet Perdana Menteri Hassan Diab mundur karena ledakan yang menurutnya bisa 'digambarkan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.'
"Tidaklah cukup bagi seorang anggota parlemen untuk mengundurkan diri di sini atau seorang menteri untuk mengundurkan diri di sana," kata Rai dalam khotbah hari Minggu.
"Ini penting, karena kepekaan terhadap perasaan orang Lebanon dan tanggung jawab besar yang diperlukan, agar seluruh pemerintah mengundurkan diri, karena tidak mampu memajukan negara," ucap dia.
Presiden Lebanon Michel Aoun menolak penyelidikan internasional apa pun terhadap ledakan dahsyat di pelabuhan di Beirut, ibu kota Lebanon. Menurutnya, sebuah rudal atau kelalaian bisa jadi telah menyebabkan ledakan yang menewaskan lebih dari 150 orang dan menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon.
Terungkapnya bahwa pengiriman besar amonium nitrat berbahaya telah disimpan selama bertahun-tahun di sebuah gudang di jantung ibu kota menjadi bukti, yang mengejutkan bagi banyak orang Lebanon tentang kebusukan di inti sistem politik mereka.
Tonton video 'Peta Kerusakan Akibat Ledakan Lebanon yang Dirilis NASA':