Lagi-lagi, China Vonis Mati Warga Kanada Atas Tuduhan Narkoba

Lagi-lagi, China Vonis Mati Warga Kanada Atas Tuduhan Narkoba

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 08 Agu 2020 11:12 WIB
Caucasian woman holding gavel
Foto: iStock
Jakarta -

China kembali menghukum mati warga Kanada lainnya atas tuduhan narkoba. Ini merupakan kedua kalinya warga Kanada dijatuhi vonis mati oleh pengadilan China di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Ottawa.

Pengadilan Menengah Rakyat Foshan di provinsi Guangdong, China selatan pada Jumat (7/8) waktu setempat menyatakan Ye Jianhui dijatuhi hukuman karena perdagangan dan pembuatan narkoba, dan semua asetnya akan disita.

Menurut media Global Times yang dikelola pemerintah China seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/8/2020), pihak berwenang menyita lebih dari 217 kilogram kristal putih yang mengandung MDMA dari Ye dan lima orang lainnya pada tahun 2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota-anggota lainnya dari kelompok tersebut juga dijatuhi hukuman pada hari Jumat (7/8) dan satu hukuman mati lainnya dijatuhkan, sementara yang lain diberi hukuman yang lebih ringan.

ADVERTISEMENT

Tonton juga 'Buruh Bangunan yang Edarkan Narkoba Diciduk':

[Gambas:Video 20detik]

Itu terjadi sehari setelah pengadilan di ibu kota provinsi Guangzhou menjatuhkan hukuman mati kepada warga negara Kanada, Xu Weihong atas tuduhan memproduksi narkoba.

Tahun lalu, China juga menghukum mati dua warga Kanada lainnya atas tuduhan perdagangan narkoba karena hubungan yang memburuk antara kedua negara di sejumlah bidang, termasuk penangkapan pejabat tinggi Huawei, Meng Wanzhou.

Permohonan grasi Kanada untuk pasangan tersebut, Robert Lloyd Schellenberg dan Fan Wei, sejauh ini belum berhasil.

Pada hari Jumat (7/8), Wakil Perdana Menteri Kanada Chrystia Freeland mengatakan pada konferensi pers bahwa Ottawa dengan tegas "menentang hukuman mati" atas dasar moral.

"Kami menentangnya dengan jelas dan selalu, di mana pun di seluruh dunia. Kami yakin itu adalah hukuman yang kejam dan tidak manusiawi," katanya.

Sementara itu, ketika ditanya tentang kasus terbaru tersebut, Kementerian Luar Negeri China mengatakan "badan peradilan menangani kasus secara independen sesuai dengan hukum".

"Kami mendesak Kanada untuk mengambil tindakan segera dan efektif untuk memperbaiki kesalahannya dan melakukan upaya konkret untuk mengembalikan hubungan bilateral ke jalurnya," kata juru bicara Wang Wenbin dalam jumpa pers reguler.

Diketahui bahwa hubungan kedua negara memburuk dengan cepat di sejumlah bidang dalam beberapa tahun terakhir.

Dua warga negara Kanada lainnya telah ditahan oleh Beijing atas tuduhan mata-mata - termasuk seorang mantan diplomat - sebuah tindakan yang secara luas dianggap sebagai pembalasan atas penangkapan petinggi Huawei, Meng Wanzhou di Kanada.

Amerika Serikat ingin Meng diekstradisi untuk menghadapi persidangan atas tuduhan terkait dengan dugaan pelanggaran sanksi AS terhadap Iran yang dilakukan perusahaan peralatan telekomunikasi China, Huawei.

Pada bulan Juni, Beijing secara resmi mendakwa kedua pria itu melakukan spionase.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads