Duka Lebanon Belum Mereda, Corona Malah Makin Berbahaya

Round-Up

Duka Lebanon Belum Mereda, Corona Malah Makin Berbahaya

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 08 Agu 2020 05:13 WIB
Anjing pelacak dikerahkan untuk bantu proses evakuasi dan pencarian korban ledakan di Lebanon. Hingga kini diketahui nyaris 150 orang tewas akibat ledakan itu
Foto: Dampak kerusakan di Beirut (AP Photo)
Beirut -

Duka Lebanon usai ledakan dahsyat yang mengguncang pelabuhan di Beirut ternyata belum reda. Kini, Beirut tengah kewalahan menangani lonjakan kasus Corona.

Mulanya, lonjakan kasus Corona ini diungkap oleh salah seorang pejabat rumah sakit di Beirut. Dia mengatakan, akibat ledakan ini kasus Corona semakin sulit dikendalikan.

"Virus Corona di Lebanon sedang 'meningkat' dan akan lebih sulit untuk dikendalikan setelah apa yang telah terjadi," kata Firass Abiad, manajer umum Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri Beirut, rumah sakit pemerintah utama Lebanon yang bertugas mengelola epidemi, dalam cuitan tweetnya Kamis (6/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari The Washington Post, ledakan besar yang terjadi dalam hitungan detik, membuat pengendalian virus Corona seperti jarak sosial dan memakai masker pun digantikan oleh korban kematian serta kerusakan bangunan akibat ledakan.

Disebutkan, masih terlalu dini untuk mengetahui apa dampak ledakan itu terhadap wabah virus Corona di Lebanon. Meskipun pengujian, pelacakan kontak, dan rawat inap pasien Corona yang sakit parah terus berlanjut. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekerja kesehatan dan lembaga bantuan sudah menilai kondisi ini di tingkat 'waspada'.

ADVERTISEMENT

Lebanon mencatat lebih dari 5.000 kasus Corona yang dikonfirmasi dan 65 kematian yang dilaporkan. Pada hari Selasa dan Rabu, para pejabat mengonfirmasi 355 kasus baru, perwakilan negara WHO di Lebanon, Iman Shankiti, mengatakan kepada The Post. Sebelum ledakan pada Selasa, Lebanon juga melaporkan tiga kematian selama sehari terakhir, termasuk perawat pertama di negara itu yang meninggal karena virus Corona.

Beberapa jam sebelum ledakan, Abiad menulis di akun Twitternya bahwa Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri memiliki 19 pasien perawatan kritis sementara kapasitas hanya untuk 23 orang. Ada 55 dari 80 tempat tidur juga diisi dengan pasien yang dikonfirmasi atau dicurigai terkena virus Corona.

Kini korban massal akibat ledakan di Beirut dan rumah sakit yang dilanda bencana juga perlu diperhitungkan. "St Rumah Sakit Georges, di garis depan melawan COVID-19, dalam pengujian dan manajemen, rusak dan semua pasien harus dievakuasi," cuit Abiad.

Hingga Kamis, di seluruh Lebanon ada 40 pasien COVID-19 di unit perawatan intensif dan 125 pasien di tempat tidur biasa di rumah sakit yang dikelola pemerintah.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads