Polisi Australia telah menangkap dua orang yang dituduh merencanakan aksi demonstrasi anti-lockdown di Melbourne. Lockdown merupakan salah satu langkah Australia untuk membendung penularan penularan virus Corona.
Seperti dilansir AFP, Jumat (7/8/2020), polisi mengatakan pada hari Jumat (7/8) bahwa dua pria berusia 40-an tahun itu telah ditahan setelah ponsel dan komputer mereka disita. Keduanya akan secara resmi dijerat pidana karena menghasut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menjelaskan, keduanya ditangkap setelah penyelidikan atas protes ratusan orang yang direncanakan akan diselenggarakan di pusat kota Melbourne pada hari Minggu (9/8).
Pertemuan itu akan melanggar aturan lockdown di Melbourne - yang mulai berlaku sejak Kamis (6/8) dan melarang pertemuan besar serta mencegah penduduk pergi ke luar kecuali untuk bekerja, berolahraga atau membeli barang-barang penting.
Negara bagian Victoria - yang mencakup Melbourne - mencatat 450 kasus baru Corona pada hari Jumat (7/8) dan telah mencatat rekor kematian minggu ini. Kondisi ini merupakan yang paling serius di Australia.
Polisi di Victoria telah berjanji untuk menindak siapa pun yang melanggar batasan lockdown, mengeluarkan 196 hukuman denda dalam sehari untuk segala hal mulai dari tidak memakai masker hingga melanggar jam malam.
Sejak pandemi dimulai, pihak berwenang Australia telah mencoba melarang serangkaian pertemuan politik atas alasan kesehatan.
Hal itu telah memicu perdebatan sengit tentang apakah hak untuk memprotes dan kebebasan berbicara dibatasi secara tidak adil, atau apakah masalah kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas.
Sebuah halaman Facebook untuk protes hari Minggu (9/8) itu telah dihapus, tetapi telah menyuarakan penolakan terhadap penutupan paksa bisnis kecil, penggunaan masker dan "vaksin wajib".
Banyak dari langkah pemerintah Australia untuk mengatasi pandemi ini telah memicu teori konspirasi dan ditentang oleh para aktivis anti-vaksinasi.