Penyebab ledakan di Lebanon masih misterius. Presiden Lebanon Michel Aoun menetapkan hari berkabung serta memerintahkan investigasi untuk mengusut peristiwa itu.
Dilansir BBC, Rabu (5/8/2020), Aoun menetapkan 3 hari masa berkabung. Selain itu dia juga menganggarkan 100 miliar lira atau USD 66 juta sebagai dana darurat untuk menanggulangi dampak dari ledakan itu.
Aoun, seperti dilansir CNN, juga mengerahkan militer untuk melakukan penyelidikan. Sementara itu Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat tersimpan di gudang lokasi ledakan besar di Beirut itu. Dia mengaku tak akan berhenti mengejar siapapun yang bertanggung jawab atas hal ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tak akan istirahat sampai menemukan siapa yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, meminta pertanggungjawaban, dan memberikan hukuman yang maksimal," ujar Diab.
Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia. Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.
Warga setempat menyebutkan ada dua ledakan besar secara berturut-turut yang terjadi. Dilansir AFP, ledakan kedua memicu bola api raksasa berwarna oranye ke langit Beirut pada (4/8) waktu setempat, yang diikuti gelombang kejut seperti angin tornado yang meratakan area pelabuhan dan menyapu kota Beirut, bahkan memecahkan kaca di lokasi berjarak beberapa kilometer.
Ledakan itu sangat besar hingga mengguncang seluruh kota Beirut dan suarat ledakan dilaporkan terdengar di seluruh negara tersebut. Getaran akibat ledakan ini bahkan terasa hingga ke Nikosia, ibu kota dari negara kepulauan Siprus, yang berjarak 240 kilometer jauhnya.
"Seperti malapetaka di dalam. Ada mayat-mayat di tanah. Ambulans masih mengangkut korban tewas," tutur seorang tentara yang ada di area pelabuhan Beirut.
"Ledakan itu seperti sebuah bom atom," ucap seorang warga Beirut bernama Makrouhie Yerganian (70), seorang pensiunan guru yang tinggal di dekat pelabuhan Beirut selama bertahun-tahun.
Baca juga: Ledakan di Lebanon, Seorang WNI Terluka |
Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi data baru korban tewas ledakan besar yang terjadi di Beirut. Total saat ini korban tewas akibat ledakan besar itu berjumlah 78 orang.
Kabar terbaru menyebutkan seorang warga negara Indonesia (WNI) turut menjadi korban luka dari ledakan di Lebanon itu. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Teuku Faizasyah memberikan konfirmasi mengenai kabar seorang WNI yang mengalami luka akibat ledakan di Lebanon itu.
(dhn/nvc)