Presiden Amerika Serikat Donald Trump menekan agar TikTok di AS dijual ke perusahaan AS. China menuduh tindakan tersebut sebagai "intimidasi langsung" terhadap aplikasi video populer itu.
"Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar dan prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi, dan non-diskriminasi (Organisasi Perdagangan Dunia/WTO)," kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin seperti dilansir AFP, Selasa (4/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelumnya, Presiden Trump memberi TikTok waktu enam minggu untuk menjual cabang TikTok di AS, dalam eskalasi terbaru ke perseteruan politik dan perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS.
Aplikasi ini telah diselidiki secara resmi dengan alasan keamanan nasional AS, karena mengumpulkan sejumlah besar data pribadi pengguna. Sehingga secara hukum terikat untuk membaginya dengan pihak berwenang di Beijing jika mereka menuntutnya.
Namun, Wang mengatakan "AS, tanpa memberikan bukti, telah menggunakan konsep keamanan nasional yang disalahgunakan... menekan secara tidak adil perusahaan-perusahaan non-AS tertentu."
Dia menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan China melakukan kegiatan bisnis mereka sesuai dengan aturan internasional dan hukum AS.
"Tetapi AS menindak mereka dengan tuduhan palsu. Ini semua adalah manipulasi politik," kata Wang, yang memperingatkan AS untuk tidak "membuka kotak Pandora".
Sebelumnya, TikTok cabang AS akan dibeli oleh raksasa teknologi Microsoft. Namun, Trump meminta agar pemerintah AS mendapat jatah dari pembelian tersebut. Jika tidak, TikTok akan tetap dilarang beroperasi di AS.