Janji Tinggal Janji, Anwar Ibrahim Kini Sadar Telah Ditipu Mahathir

Janji Tinggal Janji, Anwar Ibrahim Kini Sadar Telah Ditipu Mahathir

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 27 Jul 2020 17:05 WIB
In this Feb. 22, 2020, photo, Malaysian Prime Minister Mahathir Mohamad shakes hand with successor Anwar Ibrahim in Putrajaya, Malaysia. Political tension is building in Malaysia amid talks that Mahathir will pull his party out of the ruling alliance and team up with opposition parties to form a new government in a major political upheaval. It will thwart his named successor Anwar Ibrahim from taking over.(AP Photo/Vincent Thian)
Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad (Foto: AP Photo/Vincent Thian)
Jakarta -

Politikus terkemuka Malaysia, Anwar Ibrahim, kini menyadari dirinya telah ditipu oleh mantan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad saat Mahathir menjanjikan akan menyerahkan jabatan PM Malaysia kepadanya.

Seperti dilansir The Star, Senin (27/7/2020), pengakuan itu disampaikan Anwar, yang merupakan Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR), dalam wawancara eksklusif dengan Sin Chew Daily. Dituturkan Anwar bahwa sejak awal, dirinya mempercayai bahwa Mahathir Mohamad akan memenuhi janji untuk menyerahkan kepemimpinan setelah dua tahun menjabat.

"Kita tidak tahu sebelumnya, tapi sekarang kita tahu," ucap Anwar dalam wawancara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahathir diketahui terus mengganti tanggal penyerahan kepemimpinan, sebelum akhirnya menyatakan dirinya akan mengosongkan jabatan itu setelah pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Namun pada 24 Februari 2020 lalu, Mahathir mengundurkan diri tanpa memberitahu pimpinan koalisi Pakatan Harapan (PH). Hal ini memicu kolapsnya pemerintahan Pakatan Harapan dan membatalkan janji penyerahan kepemimpinan kepada Anwar.

ADVERTISEMENT

Padahal sewaktu baru dilantik menjadi PM Malaysia dua tahun silam, Mahathir berjanji akan memberikan kursi PM Malaysia kepada Anwar Ibrahim.

Adapun istri Anwar yang juga Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat (PKR), Wan Azizah, digadang-gadang bakal menjadi Wakil PM Malaysia.
Bahkan, saat itu, Mahathir langsung membebaskan Anwar Ibrahim yang masih mendekam di penjara atas dakwaan Sodomi.

Sebaliknya, Mahathir juga langsung membongkar skandal 1 MDB yang ikut menyeret nama mantan PM Najib Razak. "Saya tidak bisa bertahan sangat lama. Paling tidak, saya bisa bertahan selama dua tahun," kata Mahathir saat itu.

Anwar telah menunggu selama 22 tahun sejak dia dipecat Mahathir dan dipenjara karena tuduhan korupsi dan sodomi pada tahun 1998.
Anwar yang dua kali mendekam di penjara karena kasus sodomi, berkali-kali berhasil melakukan comeback politik dengan memimpin gerakan oposisi.

Terakhir, dia menerima grasi dari Raja Malaysia setelah kemenangan mengejutkan Pakatan pada pemilu Mei 2018. Grasi itu diajukan oleh Mahathir yang memutuskan berekonsiliasi dengan Anwar guna mengalahkan Najib Razak.

Koalisi Pakatan Harapan kemudian sepakat bahwa Anwar akan menggantikan Mahathir pada Mei 2020, genap dua tahun setelah Mahathir berkuasa.

Namun janji tinggal janji. Pada Februari tahun ini, Mahathir mendadak memutuskan mundur dari jabatannya. Surat pengunduran diri telah ia serahkan ke Raja Malaysia pada 24 Februari lalu.

Tonton video 'Anwar Ibrahim: Mahathir Jangan Lewat 'Pintu Belakang':

[Gambas:Video 20detik]



Tak ada penjelasan resmi terkait alasan di balik keputusan ini. Namun, ada spekulasi bahwa keputusan mundur Mahathir itu hanya sekadar manuver politik untuk mengkhianati Anwar. Pasalnya, Mahathir pernah berjanji untuk menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Anwar.

Di lain pihak, Anwar sudah merasa dikhianati oleh koalisi Pakatan Harapan. Dia sudah menduga bahwa Pakatan Harapan akan bubar untuk membentuk koalisi baru.

"Saya jujur sangat kaget dengan dinamika politik yang sedang terjadi. Ini adalah pengkhianatan karena jelas sudah ada janji Mahathir akan menyerahkan kekuasaan ke saya," ujar Anwar saat itu, seperti dikutip oleh media Malaysia Kini.

Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar diduga ikut dalam manuver politik ini, karena itulah mengapa Anwar merasa dikhianati.

"Hal ini melibatkan mantan teman-teman kita dari Bersatu (partai Mahathir) dan sekelompok kecil dari PKR yang telah mengkhianati kami," ujar Anwar seperti dikutip Channel News Asia.

Belum lama ini, Mahathir menyebutkan alasan mengapa Anwar tidak bisa menjadi penggantinya sebagai orang nomor satu di negara tersebut.

"Ya, dia tidak terlalu populer bagi warga Melayu. Sekarang, telah ditunjukkan bahwa dukungan Melayu sangat penting bagi setiap partai untuk menang pemilu," jawab Mahathir dalam wawancara yang dilakukan secara daring dengan CNBC's Street Signs Asia, seperti dilansir Malay Mail, Rabu (1/7/2020), saat ditanya mengapa dirinya tidak jadi menyerahkan kekuasaan kepada Anwar padahal telah menjanjikan hal tersebut pada tahun 2019 lalu.

Menurut Mahathir, Anwar membutuhkan dirinya ketika aliansi Pakatan Harapan menumbangkan koalisi penguasa, Barisan Nasional, pada Mei 2018. Dikatakan Mahathir, dukungan dari etnis Melayu amatlah penting bagi partai politik untuk menang pemilu.

"Karena dia tidak populer, menjadi pemimpin dari partai multiras, dia membutuhkan seseorang yang menjadi pemimpin Melayu untuk memenangkan pemilu ini," cetus Mahathir dalam wawancara itu. "Dengan diri saya sebagai kandidat Perdana Menteri, saya pikir kita akan mendapatkan dukungan warga Melayu," imbuh Mahathir.

Lebih lanjut, Mahathir menyatakan bahwa dalam tiga pemilu terakhir di Malaysia, Anwar gagal mendapat suara dari kalangan pemilih Melayu.

"Hanya ketika saya bergabung, kami berhasil menang. Dan ini merupakan sebuah pencapaian, karena selama 60 tahun, pemerintahan selalu dikuasai partai yang sama. Itu adalah pertama kalinya tercapai perubahan," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads