Pemerintah China menuduh "negara-negara tertentu" menyebarkan disinformasi. Hal ini disampaikan China kepada Rusia di saat kedua negara berupaya meningkatkan hubungan sementara hubungan terus memburuk antara China dan AS.
Pernyataan itu muncul di saat meningkatnya perseteruan China dan AS yang mencakup media, kedaulatan wilayah, diplomasi, hak asasi manusia, perdagangan dan dominasi teknologi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China dan Direktur Departemen Informasi China Hua Chunying berbicara via video call dengan mitra sejawatnya dari Rusia Maria Zakharova pada Jumat (24/7) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saling Balas AS dan China Tutup Konsulat |
"Kedua belah pihak sepakat bahwa ... negara-negara tertentu, karena bias ideologi dan kebutuhan politik, telah menyebarkan disinformasi, mendistorsi sejarah ... mempolitisasi pandemi, menyematkan label pada virus," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan mengenai pembicaraan tersebut.
Pernyataan tersebut mempertegas penolakan Beijing terhadap tuduhan-tuduhan AS bahwa China telah menutup-nutupi wabah awal Corona dan menanganinya dengan buruk.
Tindakan seperti itu "sangat meracuni atmosfer opini publik global, menghambat kerja sama internasional melawan virus, dan menimbulkan hambatan untuk saling pengertian di antara orang-orang dari berbagai negara," demikian disampaikan Kemenlu China tanpa menyebut nama AS secara langsung.
Tonton video 'Balas Dendam, China Tutup Kantor Konsulat AS di Chengdu':
Adapun Zakharova mengatakan bahwa alih-alih mengumpulkan sumber daya untuk memerangi pandemi Corona, China dan Rusia "harus berjuang melawan serangan di bidang informasi".
Serangan-serangan itu meningkat dari "retorika agresif" menjadi "upaya untuk memprovokasi konfrontasi di ruang publik Rusia dan China".
Serangan seperti itu "tidak akan berhasil," lanjutnya, seraya menambahkan: "Saya pikir jika kita melawan bersama (dengan China), maka itu akan dua kali lebih efektif."
Baik China dan Rusia telah dituduh oleh AS atas serangan siber dan spionase - tetapi hubungan antara Beijing dan Moskow akhir-akhir ini menghangat.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertukar pesan pada hari Kamis (23/7) memuji kerja sama mereka dalam memerangi COVID-19, demikian media pemerintah CGTN melaporkan.
Beijing telah berulangkali menuduh para pejabat AS termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebarkan "virus politik" dan terlibat dalam "fitnah" terhadap China, terutama karena asal-usul virus Corona dan pengaruh China terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baik Pompeo dan Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyebut bahwa virus Corona dibuat atau bocor dari laboratorium Wuhan, kota China di mana kasus infeksi Corona pertama kali muncul akhir tahun lalu.
Membalas tudingan AS, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyebut bahwa virus itu dibawa ke Wuhan oleh militer AS.