AS Serukan Negara-negara Bebas Kalahkan Ancaman Tirani Baru China

AS Serukan Negara-negara Bebas Kalahkan Ancaman Tirani Baru China

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 24 Jul 2020 10:58 WIB
Secretary of State Mike Pompeo delivers a statement on Iraq and Syria, at President Donald Trumps Mar-a-Lago property, Sunday, Dec. 29, 2019, in Palm Beach, Fla. (AP Photo/ Evan Vucci)
Foto: Menlu AS Mike Pompeo (AP Photo/ Evan Vucci)
Washington DC -

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyerukan "negara-negara bebas" untuk menang atas ancaman China. Dia menyebut ancaman itu sebagai "tirani baru" China.

"Hari ini, China semakin otoriter di dalam negeri, dan lebih agresif dalam permusuhan terhadap kebebasan di mana pun," kata Pompeo seperti dilansir AFP, Jumat (24/7/2020).

"Jika dunia bebas tidak mengubah Komunis China, Komunis China yang akan mengubah kita," ujar Pompeo saat berbicara di Perpustakaan Presiden Richard Nixon di Yorba Linda, California.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Pernyataan Pompeo itu dilontarkan sehari setelah Departemen Luar Negeri AS memerintahkan China untuk menutup konsulatnya di Houston, Texas. Pompeo mengemukakan pandangan yang tajam tentang persaingan Washington dengan Beijing dalam bahasa yang keras, yang mengingatkan kembali pada Perang Dingin AS dengan Uni Soviet.

Dan dalam serangan yang tidak lazim, Pompeo menuduh Presiden China Xi Jinping sebagai "orang yang benar-benar percaya" dengan ideologi Marxis-Leninis totaliter yang "bangkrut".

"Ideologinya menginformasikan keinginannya selama puluhan tahun untuk hegemoni global yang dibangun di atas Komunisme China," tutur Pompeo.

Pidato tersebut menandai tingkat ketegangan China di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Pidato keras ini adalah yang keempat dalam serangkaian pidato kebijakan utama oleh pejabat tinggi pemerintahan AS, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O'Brien, Direktur FBI Chris Wray dan Jaksa Agung Bill Barr, yang masing-masing berfokus pada satu sisi dari dugaan ancaman China pada ideologi, spionase, dan perdagangan.

Hal itu juga terjadi setelah Pompeo sendiri menyatakan klaim geopolitik China di Laut Cina Selatan secara fundamental ilegal, dan setelah Pentagon mengirim dua kapal induk ke wilayah laut itu untuk menggarisbawahi poin tersebut.

Pompeo mengatakan China telah mengambil keuntungan egois dari kemurahan hati AS dan Barat. Ini karena China menerapkan reformasi dan bergabung dengan ekonomi global dalam empat dekade terakhir.

Tonton video 'Disebut Presiden Rasis Pertama AS, Ini Respons Trump':

[Gambas:Video 20detik]



Pompeo sangat mengkritik pemerintahan AS sebelumnya karena terlalu puas dengan China. Pompeo juga mengkritik perusahaan-perusahaan AS, karena terlalu mematuhi apa pun yang dituntut Beijing dari mereka.

Untuk diketahui, hubungan bilateral antara negara-negara adidaya itu menegang dalam minggu ini setelah perintah mendadak Washington untuk menutup konsulat China di Houston.

Pada hari Kamis (23/7), Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan dan penangkapan empat ilmuwan dan peneliti medis di universitas-universitas AS.

Keempatnya dituduh melakukan penipuan visa karena diduga berbohong tentang hubungan mereka dengan Tentara Pembebasan Rakyat dan Partai Komunis Tiongkok.

Pompeo mengatakan konsulat ditutup karena "merupakan pusat mata-mata dan pencurian IP."

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut tindakan penutupan konsulat itu sebagai "tindakan keterlaluan dan tidak dapat dibenarkan yang akan menyabotase hubungan China-AS."

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads