Seperti dilansir AFP, Rabu (22/7/2020), Kepala Kepolisian Nasional Bolivia, Coronel Ivan Rojas, menuturkan bahwa 191 mayat ditemukan area metropolitan Cochabamba antara 15-20 Juli, sedangkan 141 mayat lainnya ditemukan di wilayah kota La Paz.
Kemudian 68 mayat ditemukan di Santa Cruz, kota terbesar di Olivia. Area metropolitan Santa Cruz merupakan area yang terdampak Corona paling parah di Bolivia. Separuh dari total kasus Corona di negara ini muncul di Santa Cruz.
Data penghitungan Johns Hopkins University (JHU) menunjukkan 60.991 kasus Corona terkonfirmasi di Bolivia, dengan 2.273 kematian.
Dalam pernyataannya, Rojas menyebut sekitar 85 persen dari mayat-mayat itu merupakan 'kasus positif COVID-19 dan kasus dengan gejala COVID, jadi akan dicatat sebagai kasus suspek'.
Sementara yang lain, sebut Rojas, meninggal akibat 'penyebab-penyebab lain, yang berarti kematian dari penyakit atau penyebab kekerasan'. Tidak diketahui pasti bagaimana bisa mayat-mayat itu telantar dan tidak dimakamkan dengan layak.
Menurut kantor epidemiologi nasional, wilayah Cochabamba dan La Paz mengalami 'kenaikan cepat' kasus Corona. Direktur Institut Investigasi Forensik, Andres Flores, menyatakan bahwa antara 1 April hingga 19 Juli, lebih dari 3 ribu mayat ditemukan di luar rumah sakit, diidentifikasi sebagai kasus terkonfirmasi atau kasus suspek Corona. (nvc/rdp)