Kepolisian Ukraina berhasil membebaskan 13 penumpang bus dari sebuah aksi penyanderaan yang berlangsung selama 12 jam lebih. Pelaku penyanderaan pun ditangkap setelah Presiden Volodymyr Zelensky setuju memenuhi permintaan pelaku yang aneh, yakni memposting rekomendasi film di akun media sosialnya.
Seperti dilansir AFP, Rabu (22/7/2020), dinas keamanan Ukraina, SBU, menyatakan bahwa operasi gabungan berujung pada pembebasan seluruh sandera tanpa ada korban jiwa dalam aksi penyanderaan yang berlangsung di kota Lutsk pada Selasa (21/7) waktu setempat. Pelaku penyanderaan sempat mengancam akan meledakkan bom jika permintaannya yang tergolong aneh, dipenuhi.
Tayangan video dari lokasi kejadian menunjukkan sebuah bus berwarna biru-putih dengan kaca jendela pecah dan tirai ditutup, dengan dikepung banyak polisi. Pihak kepolisian sebelumnya menyebut ada 20 sandera di dalam bus tersebut, namun ternyata ada 13 sandera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku sempat melepas tembakan dan melemparkan sebuah paket peledak ke ruas jalanan. Insiden ini terjadi di kota Lutsk yang berjarak 400 kilometer dari ibu kota Kiev. Para sandera berada di dalam bus sejak pagi hari, pukul 09.00 waktu setempat, tanpa akses pada makanan maupun akses ke toilet.
Pelaku awalnya menyebut dirinya sebagai Maksym Plokhoy. Namun polisi mengidentifikasinya sebagai Maksym Kryvosh (44) yang pernah mendekam di penjara selama 10 tahun atas berbagai tindak pidana. Sebuah akun Twitter dengan nama Kryvosh yang kini dihapus, mengklaim dirinya bersenjata lengkap, termasuk membawa bom, dan menuntut tokoh top Ukraina untuk menyampaikan pesan anti-kemapanan via media sosial.
Situasi tegang penyanderaan mereda setelah pelaku bicara via telapon dengan Presiden Zelensky. Dalam percakapan telepon itu, Presiden Zelensky sepakat memenuhi tuntutan pelaku yang agak aneh itu.
Presiden Zelensky merekam sebuah video pendek yang diposting ke Facebook yang isinya menyerukan orang-orang untuk menonton film dokumenter tahun 2005 berjudul 'Earthlings'. Film yang dinarasikan aktor Hollywood, Joaquin Phoenix, ini membahas soal perlakuan kasar manusia terhadap hewan.
"Dia (Presiden Zelensky) melakukan percakapan telepon, bicara selama 15 menit, dia meyakinkan pelaku untuk membebaskan tiga sandera," tutur wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko.
Usai permintaan pelaku dipenuhi, tiga sandera langsung dibebaskan. Sekitar 1 jam kemudian, sandera-sandera lainnya ikut dibebaskan.
Pelaku juga akhirnya ditangkap oleh pasukan keamanan khusus Ukraina. Tayangan video menunjukkan pasukan keamanan mengepung seorang pria yang terlungkup di atas trotoar di dekat bus, dengan tangannya di belakang.
Presiden Zelensky kemudian segera menghapus video singkat itu. "Kita tidak kehilangan satu pun orang," ucap Presiden Zelensky usai penyanderaan berakhir.
Ditambahkan Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov, bahwa pelaku keluar dari bus usai permintaannya dipenuhi. Avakov menyebut pelaku sungguh memberikan ancaman dengan persenjataan yang dibawanya yang membuat situasi penyanderaan ini sangat serius.
"Dia sungguh memiliki pistol yang berfungsi, sebuah senapan otomatis, dia memiliki granat. Ada ancaman. Tapi semua sudah berlalu," ucapnya. "Hukuman penjara yang panjang menantinya," imbuh Avakov, sembari menyebut pelaku sebagai 'pria yang tidak stabil'.
Dinas Keamanan SBU menyelidiki insiden ini sebagai 'aksi teror'.