Belasan orang termasuk lima anak-anak, tewas pada hari Rabu (15/7/2020) waktu setempat dalam serangan udara di provinsi Al-Jawf, Yaman utara. Insiden tragis ini dilaporkan oleh sumber-sumber pemerintah dan pejabat medis setempat.
"Setidaknya 12 orang, termasuk empat wanita dan lima anak-anak, tidak sengaja terbunuh di kota Al-Hazm," sekitar 100 kilometer (60 mil) timur laut ibukota Sanaa," kata satu sumber pemerintah seperti dilansir AFP, Kamis (16/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yaman telah terseret dalam perang saudara sejak 2014 yang mengadu domba pemerintah - didukung oleh koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi yang memberikan dukungan udara - dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar wilayah utara, termasuk ibu kota Yaman, Sanaa.
Sumber pemerintah menambahkan bahwa serangan udara itu menghantam daerah perumahan sekitar tiga kilometer dari medan pertempuran antara Houthi dan pasukan pro-pemerintah.
Sumber medis mengkonfirmasi bahwa setidaknya 12 orang tewas, di antaranya wanita dan anak-anak. Pemberontak Houthi menyalahkan koalisi yang dipimpin Saudi atas kematian warga sipil itu.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan tujuh anak-anak dan dua wanita telah tewas dalam serangan udara pada hari Minggu (12/7) di Hajjah barat laut.
Menurut OCHA, dua wanita dan dua anak lainnya terluka dalam serangan itu. Para ahli PBB menuduh kedua belah pihak bertanggung jawab dalam konflik kejahatan perang Yaman yang sudah berlangsung lima tahun itu.
Tonton video '100 Orang Tewas dalam Serangan Udara Koalisi Arab':
Sementara itu, Dewan Pengungsi Norwegia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (15/7) bahwa "pemboman oleh koalisi pimpinan Saudi telah mencapai intensitas yang tidak terlihat dalam dua tahun dan rudal yang ditembakkan oleh (Houthi) ke Arab Saudi juga meningkat".
Mereka mendesak PBB untuk bertindak dan menyerukan "penyelidikan independen segera".
Koalisi pimpinan Saudi mengakui kemungkinan korban sipil selama operasi anti-Houthi di Hajjah dan mengatakan sedang menyelidikinya.
Intensitas perang Yaman meningkat pada Maret 2015 ketika koalisi Saudi melakukan intervensi terhadap para pemberontak. Puluhan ribu orang telah terbunuh sejak itu, dalam apa yang digambarkan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.