Polisi di Chile melatih anjing untuk mendeteksi orang yang mungkin terinfeksi virus Corona. Anjing itu dilatih mendeteksi Corona dengan mengendus keringat orang.
Seperti dilansir AFP, Selasa (15/7/2020) beberapa anjing - tiga golden retriever dan labrador--berusia antara empat dan lima tahun--selama ini dimanfaatkan untuk mengendus obat-obatan terlarang, bahan peledak dan orang hilang.
Namun, program pelatihan ini merupakan upaya bersama oleh polisi nasional Chile, Carabineros, dan spesialis di Universidad Catolica de Chile.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Sekolah Spesialisasi Kepolisian Julio Santelices mengatakan program pelatihan ini mengikuti jejak serupa yang juga dilakukan di Prancis.
Anjing memiliki 330 juta reseptor penciuman, dan kemampuan mendeteksi bau 50 kali lebih baik daripada manusia. Mereka juga bisa mencium bau 250 orang per jam.
"Virus ini tidak berbau, tetapi infeksi itu menghasilkan perubahan metabolisme, yang pada gilirannya mengarah pada pelepasan jenis keringat tertentu 'yang akan dideteksi anjing,'" kata seorang profesor epidemiologi Universidad Catolica, Fernando Mardones.
Sementara itu, menurut Santelices, tes di Eropa dan Dubai menunjukkan tingkat efisiensi 95 persen jika memakai deteksi anjing.
Medical Detection Dogs, sebuah badan amal Inggris yang didirikan pada 2008 untuk memanfaatkan indra penciuman anjing yang tajam untuk mendeteksi penyakit manusia, juga mulai melatih anjing untuk mendeteksi COVID-19 pada akhir Maret.
"Pentingnya penelitian ilmiah ini adalah bahwa hal itu akan memungkinkan anjing menjadi biodetektor, dan mendeteksi jenis penyakit ini pada tahap awal," kata Santelices.
Menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, kemungkinan penularan dari anjing sangat kecil. Para ahli berharap anjing-anjing tersebut dilatih dan bekerja di lapangan pada bulan Agustus.
Rencananya polisi akan menempatkan para anjing dengan seorang perwira di daerah padat pejalan kaki seperti stasiun kereta api dan bandara, dan di pusat kontrol kesehatan.
Chile pada hari Selasa (14/7) melaporkan 1.836 kasus baru COVID-19 - angka terendah dalam dua bulan - sehingga menjadikan total kasus sejak 3 Maret menjadi 319.493 kasus. Virus ini telah menewaskan lebih dari 11.000 orang.