Seorang pejabat regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus Corona (COVID-19) bisa jadi sudah ada sejak lama sebelum menjadi pandemi global. Sejumlah peneliti di beberapa negara menemukan jejak virus Corona jauh sebelum kemunculan pertamanya di Wuhan, China pada akhir tahun 2019.
Seperti dilansir kantor berita China, Xinhua News Agency, Senin (13/7/2020), hal tersebut disampaikan oleh pejabat perwakilan WHO untuk Rusia, Melita Vujnovic, dalam wawancara terbaru dengan kantor berita Rusia, RIA Novosti.
Dalam pernyataannya, Vujnovic menyebut bahwa virus Corona bisa jadi sudah ada dalam keadaan tidak aktif jauh sebelum mewabah secara global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"WHO telah membentuk tim besar yang akan bekerja bersama dengan para ilmuwan China untuk menganalisis asal virus ini," ucap Vujnovic dalam wawancara tersebut.
"Virus ini hidup di dalam binatang dan pada satu momen menular ke manusia. Sulit untuk dikatakan kapan dan di mana ini terjadi. Ini sedang diselidiki. Virus bisa ditemukan pada air limbah. Tapi tidak ada yang bisa dikatakan secara spesifik," imbuhnya.
Awal bulan ini, seorang tutor senior pada Pusat Pengobatan Berbasis Bukti di Oxford dan seorang profesor tamu di Universitas Newcastle menuturkan bahwa virus Corona telah ada di seluruh dunia dan muncul kapan pun serta di mana pun kondisinya memungkinkan, daripada bermula di China.
Pakar virologi Spanyol menemukan jejak virus Corona dalam sampel air limbah di Barcelona yang dikumpulkan pada Maret 2019, sekitar 9 bulan sebelum virus Corona mewabah di China.
Menurut Institut Kesehatan Nasional Italia, sampel air limbah dari Milan dan Turin menunjukkan jejak virus Corona pada 18 Desember 2019, jauh sebelum Italia mengonfirmasi kasus pertama Corona di wilayahnya.
Lebih lanjut, Vujnovic menyatakan bahwa para ilmuwan tengah mempelajari sampel-sampel ini dan jika ada 'hasil revolusioner' maka WHO akan segera mengumumkannya.
Tonton video 'Penularan Covid-19 Mengganas, WHO Masih Optimis Terkendali':
(nvc/ita)