Keponakan Sebut Trump Jadi Narsistik karena Didikan Ayahnya yang Sosiopat

Keponakan Sebut Trump Jadi Narsistik karena Didikan Ayahnya yang Sosiopat

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 08 Jul 2020 14:58 WIB
President Donald Trump gives a thumbs up as he and first lady Melania Trump leave after a presidential recognition ceremony in the Rose Garden of the White House, Friday, May 15, 2020, in Washington. (AP Photo/Alex Brandon)
Foto: Presiden AS Donald Trump dan istrinya, Melania Trump (AP/Alex Brandon)
Washington DC -

Keponakan Presiden AS Donald Trump, Mary Trump, mengungkap rahasia pamannya itu melalui sebuah buku memoar. Mary menyebut Trump sekarang menjadi narsistik dan pembohong karena ayahnya yang sangat dominan, kasar dan sosiopat.

Seperti dilansir AFP, Rabu (8/7/2020), Gedung Putih langsung membalas tuduhan dalam buku itu. Mereka menggambarkan buku bertajuk "Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man" sebagai "buku kebohongan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku setebal 240 halaman itu mengatakan, Trump adalah hasil didikan dari ayahnya, Fred Trump, yang sosiopat. Fred dianggap telah menciptakan kehidupan rumah yang kasar dan traumatis, sebagaimana dikutip oleh The Washington Post. Untuk diketahui sosiopat adalah kepribadian antisosial yang ditandai dengan pola mengabaikan hak orang lain.

ADVERTISEMENT

Mary yang seorang psikolog klinis, menyatakan pamannya memenuhi semua kriteria klinis untuk menjadi seorang narsistik.

Namun, Wakil Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Matthews membela sang presiden. "(Presiden) Mengatakan ayahnya penuh kasih dan sama sekali tidak keras terhadapnya sebagai seorang anak," kata Matthews menanggapi tuduhan dalam memoar itu.

"Mary Trump dan penerbit bukunya mungkin mengklaim bertindak untuk kepentingan umum, tetapi buku ini jelas untuk kepentingan finansial penulis sendiri," lanjut Matthews.


Kutipan buku ini diulas lebih dulu oleh media terkemuka AS, New York Times. Memoar ini dijadwalkan akan terbit pada 14 Juli di tengah gugatan hukum untuk menghentikan penerbitannya.

Mary juga menulis bahwa Trump melihat "kecurangan sebagai cara hidup". Dalam bukunya, dia menuduh bahwa Trump membayar orang lain untuk mengikuti ujian Scholastic Aptitude Test (SAT)--tes standar--pra-perguruan tinggi agar membantunya masuk ke sekolah bisnis Wharton yang bergengsi di Universitas Pennsylvania.

New York Times tidak menjelaskan bagaimana Mary bisa tahu soal hal itu. "Tuduhan SAT yang absurd itu sepenuhnya salah," tepis Matthews dalam pembelaannya.

Adik laki-laki presiden, Robert Trump mencoba untuk memblokir publikasi, dengan alasan bahwa Mary melanggar perjanjian non-pengungkapan yang ditandatangani pada tahun 2001 setelah penyelesaian warisan kakeknya.

Pekan lalu, seorang hakim banding di New York memutuskan bahwa penerbit Simon & Schuster diizinkan untuk melepaskan memoar itu ke pasaran, dengan mengatakan itu "bukan pihak dalam perjanjian."

Mary adalah putri dari Fred Trump Jr, kakak laki-laki Trump, yang meninggal pada tahun 1981 karena komplikasi yang berkaitan dengan alkoholisme.

Buku ini akan menjadi buku bom terbaru yang membahas rahasia Trump setelah buku tebal mantan penasihatnya John Bolton, yang menggambarkan pemimpin Republik itu korup dan tidak kompeten, jatuh tempo bulan lalu. Trump menggambarkan buku itu sebagai "fiksi".

Halaman 3 dari 2
(rdp/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads