Rilis Memoar, Keponakan Sebut Trump Pakai Joki Saat Masuk Universitas

Rilis Memoar, Keponakan Sebut Trump Pakai Joki Saat Masuk Universitas

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 08 Jul 2020 14:08 WIB
HELSINKI, FINLAND - JULY 16: President Donald Trump shows off a World Cup football given to him by Russian President Vladimir Putin during a joint press conference after their summit on July 16, 2018 in Helsinki, Finland. The two leaders met one-on-one and discussed a range of issues including the 2016 U.S Election collusion.  (Photo by Chris McGrath/Getty Images)
Foto: Presiden AS Donald Trump (Getty Images/Chris McGrath)
Washington DC -

Keponakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merilis memoar yang di dalamnya menuduh Trump pernah memakai joki saat ujian masuk perguruan tinggi. Hal itu diungkap Mary Trump lewat memoarnya yang akan diterbitkan Selasa (14/7) pekan depan.

Seperti dilansir AFP, Rabu (8/7), Gedung Putih langsung membalas tuduhan dalam buku itu. Mereka menggambarkan buku bertajuk "Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man" sebagai "buku kebohongan."

Memoar ini akan terbit pada 14 Juli di tengah gugatan hukum untuk menghentikan publikasi, padahal memoar ini sudah menjadi buku terlaris di Amazon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mary, yang seorang psikolog klinis, menyebu bahwa Trump melihat "kecurangan sebagai cara hidup". Kutipan buku ini salah satunya diulas oleh media terkemuka AS, New York Times (NYT).

ADVERTISEMENT

Dalam memoarnya, Mary menuduh Trump memiliki "keangkuhan dan sikap masa bodoh" yang telah ada sejak masa mudanya.

Mary menuduh bahwa Trump membayar orang lain untuk mengikuti ujian Scholastic Aptitude Test (SAT)--tes standar--pra-perguruan tinggi agar membantunya masuk ke sekolah bisnis Wharton yang bergengsi di Universitas Pennsylvania.

The New York Times tidak menjelaskan lebih lanjut soal bagaimana Mary bisa tahu. Gedung Putih langsung membantah tuduhan ini.

"Tuduhan SAT yang absurd itu sepenuhnya salah," kata Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Matthews.

Buku setebal 240 halaman itu juga mengatakan, Trump adalah produk ayah Fred, sosiopat, yang menciptakan kehidupan rumah yang kasar dan traumatis, sebagaimana dikutip oleh The Washington Post.

"(Presiden) mengatakan ayahnya penuh kasih dan sama sekali tidak keras terhadapnya sebagai seorang anak," kata Matthews menanggapi tuduhan itu.

"Mary Trump dan penerbit bukunya mungkin mengklaim bertindak untuk kepentingan umum, tetapi buku ini jelas untuk kepentingan finansial penulis sendiri," lanjut Matthews.

Adik laki-laki presiden, Robert Trump, mencoba untuk memblokir penerbitan memoar itu, dengan alasan bahwa Mary melanggar perjanjian non-pengungkapan yang ditandatangani pada tahun 2001 setelah penyelesaian warisan kakeknya.

Pekan lalu, seorang hakim banding di New York memutuskan bahwa penerbit Simon & Schuster diizinkan untuk melepaskan memoar itu ke pasaran, dengan mengatakan itu "bukan pihak dalam perjanjian."

Mary adalah putri dari Fred Trump Jr, kakak laki-laki Trump, yang meninggal pada tahun 1981 karena komplikasi yang berkaitan dengan kecanduan alkohol. Dalam memoarnya, Mary juga menulis bahwa pamannya memenuhi semua kriteria klinis untuk menjadi seorang narsistik.

Buku ini akan menjadi buku bom terbaru yang membahas rahasia Trump setelah buku tebal mantan penasihatnya John Bolton, yang menggambarkan pemimpin Republik itu korup dan tidak kompeten, jatuh tempo bulan lalu. Trump menyebut buku Bolton itu sebagai "fiksi".

Halaman 2 dari 2
(rdp/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads