Pemerintah China menyerukan Amerika Serikat (AS) untuk berhenti melakukan manuver politik terkait virus Corona (COVID-19). AS diminta untuk menghormati fakta-fakta yang ada soal virus yang pertama muncul di Wuhan, China dan kini merajalela secara global tersebut.
Seperti dilansir Xinhua News Agency, Selasa (7/7/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyampaikan seruan itu dalam konferensi pers di Beijing.
Zhao menepis tuduhan politikus AS yang menyebut China tidak pernah melaporkan wabah virus Corona kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), usai laporan terbaru yang dirilis WHO soal kronologi respons Corona. Ditegaskan Zhao bahwa tuduhan AS sepenuhnya bertentangan dengan fakta-fakta yang ada soal virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (7/7/2020):
- TikTok Akan Setop Operasi di Hong Kong
TikTok akan menghentikan operasinya di Hong Kong. Penghentian operasi aplikasi berbagi potongan video populer itu disebut karena "peristiwa baru-baru ini."
Seperti dilansir AFP, Selasa (7/7/2020) pengumuman itu disampaikan pada Senin (6/7) malam waktu setempat. Langkah TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di China, dilakukan ketika Facebook, Google dan Twitter menangguhkan pemrosesan permintaan dari pemerintah Hong Kong atau kepolisian untuk mendapatkan informasi data pengguna, setelah China memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional yang baru.
"Sehubungan dengan peristiwa baru-baru ini, kami telah memutuskan untuk menghentikan operasi aplikasi TikTok di Hong Kong," kata TikTok kepada AFP.
Baca juga: TikTok Akan Setop Operasi di Hong Kong |
- Presiden Brasil Dites Corona Setelah Alami Gejala Demam
Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang telah lama meremehkan risiko yang yang ditimbulkan oleh virus Corona, mengatakan bahwa dirinya telah dites setelah menunjukkan gejala-gejala termasuk demam.
Bolsonaro mengatakan kepada CNN Brazil seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (7/7/2020), bahwa ia menjalani rontgen paru-paru di rumah sakit militer sebagai tindakan pencegahan, dan bahwa hasil tes virus Corona akan keluar pada hari Selasa (7/7) waktu setempat.
Sejak awal wabah virus Corona, Bolsonaro telah meminimalkan risiko dari apa yang awalnya ia sebut "flu kecil" dan melanggar aturan jarak sosial dan langkah-langkah pembatasan, seperti mengenakan masker di depan umum.
- China Serukan AS Hentikan Manuver Politik Terkait Virus Corona
Pemerintah China menyerukan Amerika Serikat (AS) untuk berhenti melakukan manuver politik terkait virus Corona (COVID-19). AS diminta untuk menghormati fakta-fakta yang ada soal virus yang pertama muncul di Wuhan, China dan kini merajalela secara global tersebut.
Seperti dilansir Xinhua News Agency, Selasa (7/7/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyampaikan seruan itu dalam konferensi pers di Beijing.
Zhao menepis tuduhan politikus AS yang menyebut China tidak pernah melaporkan wabah virus Corona kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), usai laporan terbaru yang dirilis WHO soal kronologi respons Corona. Ditegaskan Zhao bahwa tuduhan AS sepenuhnya bertentangan dengan fakta-fakta yang ada soal virus Corona.
- Gedung Putih Bela Klaim Trump Soal 99 Persen Kasus Corona Tak Berbahaya
Gedung Putih membela klaim tak berdasar yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal 99 persen kasus infeksi virus Corona (COVID-19) 'tidak berbahaya'. Ditegaskan Gedung Putih bahwa komentar Trump itu merujuk pada angka kematian virus Corona yang relatif rendah.
"Apa yang Presiden tunjukkan.. adalah pernyataan faktual, pernyataan yang berakar pada sains dan pernyataan yang merujuk pada fakta bahwa kematian di negara ini sangat rendah," tegas Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, dalam konferensi pers seperti dilansir CNN, Selasa (7/7/2020).
Diketahui bahwa data dari Johns Hopkins University (JHU) menunjukkan angka kematian virus Corona mencapai 4,6 persen.
- AS Pertimbangkan Pelarangan TikTok dan Aplikasi Medsos China Lainnya
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan AS sedang "mempertimbangkan" pelarangan aplikasi media sosial (medsos) China, termasuk TikTok. Hal ini karena adanya tuduhan bahwa China menggunakannya untuk memata-matai pengguna.
Seperti dilansir AFP, Selasa (7/7/2020) India telah melarang aplikasi TikTok yang sangat populer itu karena masalah keamanan dan privasi nasional. Sementara negara-negara lain dilaporkan tengah mempertimbangkan langkah-langkah serupa.
Ditanya pada hari Senin (6/7) oleh Fox News, Laura Ingrahamm, apakah AS harus mempertimbangkan pemblokiran aplikasi - "terutama Tik Tok" - diplomat top AS itu mengatakan pemerintahan Trump "menanggapi ini dengan sangat serius; kami tentu melihatnya."