Kesaksian Keluarga Tentara India yang Tewas dalam Bentrokan dengan China

Kesaksian Keluarga Tentara India yang Tewas dalam Bentrokan dengan China

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 06 Jul 2020 13:40 WIB
This June 22, 2020, satellite image provided by Maxar Technologies shows the Line of Actual Control (LAC), the border between India and China. Chinese and Indian military commanders agreed to disengage their forces in the disputed area of the Himalayas following a clash that left at least 20 soldiers dead, both countries said. The commanders reached the agreement Monday, June 22, 2020 in their first meeting since the June 15 confrontation, the countries said. (Maxar Technologies via AP)
Citra satelit tanggal 22 Juni tunjukkan keberadaan struktur bangunan baru di perbatasan China dan India di Himayala (Maxar Technologies via AP)
New Delhi -

Informasi lebih jelas soal bentrokan berdarah antara tentara India dan China di Lembah Galwan, Himalaya bagian barat, yang menjadi perbatasan kedua negara, semakin terkuak. Dilaporkan bahwa puluhan tentara India yang terlibat bentrokan tidak membawa senjata dan kalah jumlah dari tentara China di lokasi bentrokan.

Seperti dilansir Reuters, Senin (6/7/2020), informasi tersebut disampaikan oleh sumber-sumber pemerintah India, dua tentara India yang dikerahkan ke area bentrokan dan keluarga dari para tentara yang tewas dalam bentrokan itu.

Sedikitnya 20 tentara India tewas dalam bentrokan berdarah di Lembah Galwan pada 15 Juni lalu. Seluruh tentara yang tewas tergabung dari Resimen Bihar ke-16 yang dikerahkan ke wilayah Galwan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak ada tembakan senjata api yang dilepaskan dalam bentrokan itu, karena adanya larangan penggunaan senjata api di area perbatasan. Bentrokan ini tercatat sebagai konflik yang paling mematikan antara India dan China sejak tahun 1967, saat sengketa perbatasan mencuat.

Reuters berbicara dengan kerabat dari 13 tentara yang tewas dalam bentrokan itu. Lima tentara di antaranya diketahui memiliki sertifikat kematian yang menyebutkan luka-luka mengerikan yang diderita akibat bentrokan malam hari selama 6 jam di area perbukitan curam dan terpencil setinggi 4.267 meter itu.

ADVERTISEMENT

Sertifikat kematian yang dilihat Reuters menyebut bahwa tiga tentara di antaranya mengalami 'pecah pembuluh nadi di leher' dan dua tentara mengalami cedera kepala yang disebabkan oleh 'benda tajam atau runcing'. Lima sertifikat kematian itu menyebut ada bekas luka yang jelas di leher dan kening.

"Mereka bertarung dengan apa saja yang bisa mereka dapatkan -- stik logam, tongkat, dan bahkan dengan tangan kosong," ujar seorang pejabat pemerintahan New Delhi yang enggan disebut namanya.

Seorang ayah dari tentara yang tewas menuturkan bahwa salah satu tentara India digorok lehernya dengan paku logam di tengah kegelapan. Sang ayah ini mengaku mendapat informasi itu dari sesama tentara yang ada di lokasi.

Beberapa tentara India lainnya dilaporkan tewas usai terjatuh ke dalam Sungai Galwan yang dingin. Menurut pejabat pemerintahan di New Delhi, beberapa jenazah tentara India dievakuasi dari Sungai Galwan keesokan paginya. Beberapa dari mereka dilaporkan tewas akibat hipotermia.

Pemerintah India sebelumnya menyebut bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), tentara China, bertindak secara terencana. Namun tidak ada informasi detail yang disampaikan ke publik soal bentrokan tersebut.

Reuters telah menghubungi rumah sakit militer di wilayah Ladakh, India, yang menjadi tempat jenazah tentara yang tewas dibawa. Pihak rumah sakit menolak berkomentar soal penyebab kematian dan menegaskan jenazah-jenazah itu telah diserahkan kepada keluarga masing-masing dengan sertifikat kematian mereka.

Reuters juga berbicara kepada dua tentara di Resimen Bihar yang dikerahkan ke lokasi bentrokan. Dua tentara ini tidak terlibat bentrokan, namun mengawal jenazah koleganya yang tewas. Dua tentara ini tidak bisa disebut identitasnya karena ada aturan yang melarang mereka bicara soal urusan militer. Kementerian Pertahanan India belum juga memberikan komentar kepada Reuters soal bentrokan yang terjadi 15 Juni lalu.

Namun beberapa pejabat pemerintah India yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada Reuters bahwa konflik berawal saat komandan resimen Bihar memimpin pasukan kecil untuk melakukan patroli demi memeriksa apakah China memenuhi janji untuk menarik diri dari lokasi sengketa dan membongkar struktur yang dibangun China di lokasi itu. Tapi tiba-tiba tentara India diserang tentara China dengan tongkat besar dan tingkat pemukul dari kayu yang dipasangi paku.

Salah satu kerabat tentara yang mendampingi komandan pasukan, Kolonel Santosh Babu, ke lokasi pembangunan dua tenda oleh tentara China, menuturkan bahwa tentara-tentara India melakukan patroli tanpa senjata. Mereka berhadapan dengan tentara China yang berjaga di sana dan terjadinya adu argumen.

Babu tewas dalam bentrokan itu. Salah satu tentara yang juga dikerahkan ke lokasi menuturkan kepada Reuters bahwa patroli tentara India itu kalah jumlah dari PLA. "Pihak China membuat orang-orang kali kewalahan karena jumlah yang sangat banyak," tutur tentara yang enggan disebut namanya itu, berdasarkan informasi dari pesan radio yang dia dengar soal pengerahan tentara tambahan ke Ladakh.

Keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri China balik menyalahkan India atas bentrokan itu. Disebutkan bahwa tentara India melanggar batas perbatasan de facto dan memprovokasi tentara China. "Saat pejabat dan tentara China pergi ke sana untuk berunding, mereka tiba-tiba dan secara kasar diserang oleh tentara India. Benar dan salah dalam insiden ini sangat jelas. Tanggung jawab jelas tidak ada pada pihak China," tegas juru bicara itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads