Inggris Masukkan AS ke 'Daftar Merah' Corona, Wajib Karantina Saat Tiba

Inggris Masukkan AS ke 'Daftar Merah' Corona, Wajib Karantina Saat Tiba

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 03 Jul 2020 17:43 WIB
Passengers self distance as they wait at Heathrow Airport Terminal 5, in London, Tuesday, March 24, 2020. Britains Prime Minister Boris Johnson on Monday imposed its most draconian peacetime restrictions due to the spread of the coronavirus on businesses and social gatherings. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms. For some it can cause more severe illness.(AP Photo/Kirsty Wigglesworth)
Ilustrasi -- Suasana Bandara Heathrow di London, Inggris saat pandemi Corona (AP/Kirsty Wigglesworth)
London -

Pemerintah Inggris memasukkan warga Amerika Serikat (AS) ke dalam 'red-list' atau daftar merah di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Dengan masuk daftar ini, maka setiap warga AS yang mengunjungi Inggris wajib menjalani karantina selama 14 hari begitu tiba di negara tersebut.

Seperti dilansir Reuters dan The Independent, Jumat (3/7/2020), Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps, mengonfirmasi bahwa AS yang angka penularan virus Corona-nya masih tinggi, akan masuk 'red-list' -- daftar yang berisi negara-negara yang wajib menjalani karantina 14 hari setibanya di Inggris.

"Saya khawatir itu akan terjadi," jawab Shapps saat ditanya apakah AS yang merupakan sekutu Inggris itu akan masuk 'red-list'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AS dari tahap sangat awal telah melarang penerbangan dari Inggris dan dari Eropa, sehingga belum ada pengaturan langkah balasan yang berlaku," imbuhnya kepada media terkemuka Inggris, BBC.

Otoritas Inggris saat ini tengah melonggarkan aturan karantina untuk sekitar 50 negara mulai 10 Juli mendatang, dengan warga dari Prancis, Italia, Jerman dan Spanyol dibebaskan dari karantina wajib setibanya di Inggris. AS tidak masuk dalam daftar negara yang mendapat pelonggaran aturan karantina.

ADVERTISEMENT

"Mereka (AS-red) memiliki jumlah penularan yang sangat tinggi, itulah kenapa mereka tidak ada dalam daftar hari ini," ujar Schapps merujuk pada daftar pengecualian aturan karantina.

Negara-negara akan ditetapkan berdasarkan warna seperti 'red', 'amber', atau 'green' sesuai dengan risiko virus Corona dari negara bersangkutan. Otoritas Inggris akan memberikan berbagai imbauan bagi warganya yang akan melakukan perjalanan penting ke negara-negara yang masuk daftar.

Lebih lanjut, Schapps menyatakan bahwa 'sulit diketahui' berapa banyak kasus Corona yang dicegah masuk ke Inggris. Menurutnya, hal ini berkat aturan karantina yang diberlakukan dalam sebulan terakhir untuk setiap kedatangan internasional.

Sejauh ini, menurut data Johns Hopkins University (JHU), total 285.268 kasus Corona terkonfirmasi di Inggris, dengan 44.080 kematian. Sementara AS, juga menurut data JHU, sejauh ini mencatat total 2.739.879 kasus Corona, dengan 128.740 kematian.

Sebelumnya, Uni Eropa mengumumkan pada Selasa (30/6) waktu setempat bahwa AS tidak masuk dalam daftar 14 negara 'aman' yang diperbolehkan mengunjungi kawasan Eropa mulai musim panas ini. Uni Eropa masih memberlakukan larangan perjalanan untuk AS dan beberapa negara dengan kasus Corona masih tinggi.

Menurut laporan DW, negara-negara yang diizinkan masuk ke kawasan Uni Eropa, antara lain Algeria, Australia, Georgia, Jepang, Kanada, Maroko Montenegro, Selandia Baru, Republik Rwanda, Serbia, Korea Selatan, Thailand, Tunisia, dan Uruguay.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads