Menteri Kesehatan (Menkes) Selandia Baru, David Clark, mengundurkan diri dari jabatannya terkait blunder dalam respons pemerintah terhadap pandemi virus Corona (COVID-19). Blunder tersebut memicu munculnya kembali kasus baru di negara yang sempat menyatakan bebas dari Corona.
Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Kamis (2/7/2020), pengunduran diri Clark juga didasari kesalahan pribadi yang dilakukannya beberapa waktu lalu saat melanggar aturan pembatasan sosial yang diberlakukan di Selandia Baru.
Dalam pernyataannya, Clark menyebut keberadaannya dengan tetap menjabat Menteri Kesehatan telah memicu 'gangguan yang tidak membantu' bagi upaya pemerintah menghadapi pandemi Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semakin jelas bagi saya bahwa kelanjutan peran saya telah mengganggu respons pemerintah secara keseluruhan terhadap COVID-19 dan pandemi global," ucap Clark dalam konferensi pers di parlemen Selandia Baru.
"Saya mengambil tanggung jawab penuh atas keputusan yang dibuat dan diambil selama saya menjabat sebagai Menteri Kesehatan," tegas Clark.
Disebutkan Clark bahwa Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern telah menerima pengunduran diri yang diajukannya. PM Ardern mengonfirmasi hal itu.
"David (Clark) telah sampai pada kesimpulan bahwa keberadaannya dalam peran itu telah menciptakan gangguan yang tidak membantu, dari respons berkelanjutan pemerintah terhadap COVID-19 dan reformasi kesehatan lebih luas," tegas Ardern seperti dikutip New Zealand Herald.
Selandia Baru awalnya telah mencabut seluruh pembatasan terkait virus Corona pada 8 Juni, setelah pasien terakhir pada saat itu dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari isolasi. Selama 24 hari kemudian, Selandia Baru tidak melaporkan kasus baru Corona dan sempat menyatakan bebas Corona.
Tonton video 'Kasus Covid-19 Tembus 10 Juta, WHO: Jauh dari Kata Selesai':
Namun pada 16 Juni, kembali muncul dua kasus baru yang melibatkan dua wanita yang baru datang dari Inggris. Keduanya yang tengah menjalani karantina wajib, mendapat izin untuk keluar lebih awal tanpa menjalani tes Corona, meskipun salah satu dari mereka mengalami gejala ringan.
PM Ardern menegaskan bahwa setiap pasien Corona tidak seharusnya diperbolehkan meninggalkan karantina. "Ini menunjukkan kegagalan sistem yang tidak bisa diterima. Kita membutuhkan tidak hanya satu tapi dua tes (Corona) yang dilakukan di fasilitas-fasilitas itu ... itu tidak dilakukan, tidak ada alasan," tegasnya lagi.
Pada April lalu, seperti dilaporkan New Zealand Herald. Clark diturunkan jabatannya setelah kedapatan membawa keluarganya bepergian sejauh 20 kilometer, ke sebuah pantai setempat untuk rekreasi pada pekan pertama pemberlakuan lockdown di Selandia Baru.