Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan menyebut bahwa pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden telah "mati syahid" pada tahun 2011 ketika diserang oleh pasukan AS. Partai-partai oposisi Pakistan mengkritik pernyataan PM Pakistan itu.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/6/2020) Bin Laden, yang mendalangi serangan 9/11 di Amerika Serikat, tewas dalam serangan di tempat persembunyiannya di kota Abbottabad, Pakistan setelah buron hampir 10 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakistan tidak mengetahui operasi itu, yang melibatkan helikopter AS yang terbang jauh ke Pakistan dari Afghanistan.
"Saya tidak akan pernah lupa bagaimana kita, orang Pakistan, malu ketika Amerika datang ke Abbottabad dan membunuh Osama bin Laden, menjadikannya martir," kata Khan dalam pidatonya ketika menceritakan buruknya hubungan antara Pakistan dan AS saat itu.
Tonton juga video 'Inggris Kecam Rencana Israel Caplok Tepi Barat':
Pemimpin oposisi Khawaja Asif, menteri luar negeri di pemerintahan terakhir, adalah di antara mereka yang keberatan dengan pernyataan Imran Khan. Dia menggambarkan bin Laden sebagai "teroris utama".
"Dia menghancurkan bangsaku, dan dia (Khan) menyebutnya seorang martir," kata Asif.
Bilawal Bhutto Zardari, yang Partai Rakyat Pakistan-nya berkuasa ketika bin Laden terbunuh, menuduh Imran Khan menyanjung kekerasan ekstremisme.
Juru bicara pemerintah tidak segera menanggapi kritik terhadap komentar Khan itu.
Pidato Khan muncul ketika kantor luar negeri negara itu mengecam laporan Departemen Luar Negeri AS yang menuduh Pakistan terus menjadi tempat yang aman bagi "kelompok-kelompok teroris yang berfokus di kawasan".
"Sementara laporan itu mengakui bahwa al-Qaeda telah secara serius terdegradasi di kawasan itu, laporan itu tidak menyebutkan peran penting Pakistan dalam menghancurkan Al-Qaeda, sehingga mengurangi ancaman yang pernah ditimbulkan oleh kelompok teroris itu pada dunia," tulis pernyataan kantor luar negeri, Kamis (26/6).