Akademi Sains Militer (AMS), institut penelitian militer China, telah mendapat persetujuan untuk melakukan uji coba vaksin eksperimental kedua untuk virus Corona (COVID-19) pada manusia. Vaksin yang dikembangkan AMS ini merupakan kandidat vaksin Corona ke-8 yang memasuki uji coba klinis di China.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/6/2020), sejauh ini belum ada satupun vaksin eksperimental yang disetujui untuk diproduksi massal dan dijual. Namun lebih dari satu lusin kandidat vaksin Corona telah memasuki berbagai tahap berbeda dalam uji coba klinis terhadap manusia secara global.
Vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh AMS ini telah mendapat persetujuan untuk diuji coba terhadap manusia oleh Otoritas Produk Medis Nasional China. AMS merupakan sebuah institut penelitian yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) atau militer China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kandidat vaksin terbaru dari AMS ini diberi nama ARCoV. Vaksin ini menggunakan teknologi mRNA, sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh kandidat vaksin Corona yang dikembangkan Moderna Inc di Amerika Serikat (AS) dan CureVac di Jerman. Teknologi itu belum pernah diuji dalam uji coba klinis di China.
"Bahan baku dan perlengkapan inti semuanya diproduksi secara domestik, dan peningkatan kapasitas produksi yang cepat dalam dicapai," ujar peneliti yang bertanggung jawab atas proyek mRNA, Qin Chengfeng, dalam pernyataannya.
Registri Uji Coba Klinis China menyatakan bahwa uji coba klinis fase 1 untuk vaksin mRNA, yang disponsori AMS, Yunnan Walvax Biotechnology dan Suzhou Abogen Biosciences, akan dimulai pada Kamis (25/6) waktu setempat. Tidak disebut lebih lanjut nama ARCoV.
Secara terpisah, satu kandidat vaksin lainnya yang juga dikembangkan AMS bersama CanSino Biologics dengan teknik berbeda, telah memasuki uji coba klinis fase 2 di China dan telah mendapat persetujuan untuk uji coba terhadap manusia di Kanada. Kandidat vaksin ini bernama Ad5-nCoV.
Tonton video 'Ratusan Juta Vaksin Virus Corona Diprediksi Siap Akhir 2020':
(nvc/ita)