Korea Selatan kini sedang berjibaku dengan gelombang kedua Corona (COVID-19). Gelombang kedua ini sendiri dipicu oleh liburan anak muda di Korsel.
Otoritas kesehatan di Korea Selatan (Korsel) mengatakan untuk pertama kalinya bahwa negara ini sedang berada di tengah 'gelombang kedua' virus Corona (COVID-19). Upaya mengatasi gelombang kedua virus Corona ini fokus di area padat penduduk Seoul, ibu kota Korsel.
Seperti dilansir Reuters, Senin (22/6/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) sebelumnya menyatakan bahwa gelombang pertama virus Corona di Korsel tidak pernah benar-benar berakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam pernyataan terbaru pada Senin (22/6) waktu setempat, Direktur KCDC Jeong Eun-Kyeong menyatakan, jelas bahwa liburan akhir pekan pada awal Mei lalu memicu sekaligus menandai awal dimulainya gelombang baru penularan virus Corona, yang fokus di area Seoul dan sekitarnya yang sebelumnya melaporkan sedikit kasus.
"Di area metropolitan, kami meyakini bahwa gelombang pertama adalah dari Maret hingga April, juga mulai Februari hingga Maret," ucap Jeong dalam konferensi pers. "Lalu kita melihat bahwa gelombang kedua yang dipicu oleh liburan bulan Mei lalu, telah berlangsung," sebutnya.
Pada akhir Februari, Korsel mencapai puncak pandemi Corona, dengan lebih dari 900 kasus dilaporkan dalam sehari. Angka ini juga tercatat sebagai wabah besar Corona pertama di luar China, yang menjadi lokasi awal terdeteksinya virus ini. Langkah pelacakan yang intensif dan digelarnya tes secara besar-besaran berhasil mengurangi jumlah laju penularan virus Corona menjadi hanya satu digit pada akhir April.
Namun saat Korsel mengumumkan rencana pelonggaran aturan social distancing pada awal Mei, jumlah kasus baru kembali mengalami kenaikan. Situasi ini sebagian disebabkan oleh penularan di kalangan anak muda yang mulai mengunjungi kelab malam dan bar di Seoul saat liburan akhir pekan.
"Kami awalnya memprediksi bahwa gelombang kedua akan muncul pada musim gugur atau musim dingin. Prediksi kami ternyata salah. Selama orang-orang terus melakukan kontak dekat dengan orang lain, kami meyakini bahwa penularan akan terus berlanjut," ujar Joeng.
Pada Minggu (21/6) tengah malam, Korsel melaporkan 17 kasus baru Corona dalam sehari. Angka ini menandai untuk pertama kalinya selama sebulan terakhir, jumlah kasus harian di Korsel kurang dari 20 kasus. Jumlah itu menurun drastis jika dibandingkan dua hari sebelumnya, yang tercatat 48 kasus dan 67 kasus dalam sehari. Secara keseluruhan, otoritas Korsel melaporkan 12.438 kasus virus Corona di wilayahnya, dengan 280 kematian.