Pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman 15 hari penjara kepada seorang anggota kelompok protes band punk Pussy Riot, Pyotr Verzilov. Dia dihukum bui karena telah melakukan aksi sumpah serapah.
Seperti dilansir AFP, Selasa (23/6/2020) pengacara Verzilov, Leonid Solovyov mengatakan bahwa kasus sumpah serapah itu tampak seperti dalih untuk menjebloskan kliennya ke balik jeruji besi. Dia menyebut situasi itu "sebuah misteri" usai putusan pada hari Senin (22/6) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari Minggu (21/6) pagi waktu setempat, polisi mendobrak pintu ke flat Verzilov dan membawanya ke kantor polisi untuk ditanyai tentang protes massa pada Juli tahun lalu.
Aktivis itu mengatakan ketika dia muncul dari stasiun Minggu (21/6) malam, dia dengan cepat ditahan lagi dan menghabiskan malam di sel polisi.
"Cerita mereka adalah bahwa saya meninggalkan stasiun setelah interogasi 13 jam, mengucapkan sumpah serapah, dan polisi segera menangkap saya," kata Verzilov dalam sebuah video yang diposting di akun Twitter-nya.
"File kasus mereka tentang saya menyebutkan kata-kata kotor 40 halaman," cuitnya. "Hakim memutuskan bahwa saya akan ditahan selama 15 hari."
Leonid Solovyov mengatakan bahwa polisi biasanya tidak menahan orang karena bersumpah serapah, dan menghukum orang karena sumpah serapah tidak pernah terjadi sebelumnya.
"Ini adalah pertama kalinya saya melihat ini, biasanya sumpah serapah hanya menyebabkan peringatan," katanya. "Sepertinya seseorang benar-benar ingin menempatkan dia di balik jeruji."
Verzilov adalah anggota kunci kelompok protes punk Pussy Riot dan aktif dalam gerakan oposisi Rusia.
Dia adalah saksi dalam penyelidikan kerusuhan massal ke dalam protes pada 27 Juli, terhadap pemilihan yang dianggap tidak adil.
Pada 2018, Verzilov adalah korban dari dugaan keracunan dengan neurotoxin dan sempat dirawat lama di Jerman. Dia mengatakan bahwa insiden itu kemungkinan merupakan serangan personal.