Ketegangan antara Korea Utara dengan Korea Selatan masih terus berlangsung. Terbaru, Korea Utara bersumpah akan mengirimkan selebaran propaganda anti-Seoul ke Korea Selatan.
Dilansir AFP dan Reuters, Minggu (21/6/2020), melalui kantor berita Korut, KCNA, Korut menyatakan tak terikat perjanjian antar-Korea. KCNA juga menyebut Korut yang '"sangat marah" sekarang tengah bersiap mendistribusikan "selebaran hukuman" ke Seoul.
"Setiap tindakan harus ditanggapi dengan reaksi yang tepat dan hanya ketika seseorang mengalaminya sendiri, seseorang dapat merasakan betapa menyinggungnya itu," tulis KCNA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam foto-foto yang dipublikasikan surat kabar resmi Rodong Sinmun menunjukkan, Korut tengah menyiapkan selebaran. Tampak puntung rokok dan abu berserakan di selebaran yang menampilkan wajah Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Salah satu selebaran dengan gambar Moon tengah minum secangkir minuman tak dikenal berbunyi: "(Dia) telah memakan semuanya, termasuk perjanjian Korea Utara-Selatan".
Beberapa jam kemudian, Kementerian Unifikasi Seoul mendesak Pyongyang untuk menarik "segera" rencana tersebut. Seoul juga menyebut langkah itu "sangat disesalkan".
Ketegangan baru antara Korut dan Korsel ini bermula dari selebaran anti-Pyongyang, yang dikirimkan para pembelot secara teratur, yang biasanya ditempelkan pada balon udara atau diapungkan dalam botol.
Korut yang berang atas selebaran itu pada Selasa (16/6) lalu, meledakkan gedung kosong di sisi perbatasannya yang melambangkan pemulihan hubungan antar-Korea. Gedung itu kini tinggal puing-puing. Hari berikutnya, Korut mengancam akan meningkatkan kehadiran militernya di sekitar Zona Demiliterisasi.
Seoul sendiri telah melaporkan kasus selebaran anti-Pyongyang itu ke polisi pekan lalu terhadap dua kelompok pembelot. Seoul juga memperingatkan "tindakan keras" terhadap para aktivis yang mengirim selebaran anti-Utara. Menteri Unifikasi Korea Selatan (Korsel), bahkan mengundurkan diri pada hari Jumat (19/6) sebagai buntut dari kasus tersebut.