Selandia Baru telah menangkap satu pelaku yang menembak mati seorang polisi setempat, kurang dari 24 jam setelah penembakan terjadi. Pelaku juga mulai disidang di Auckland pada Sabtu (20/6) waktu setempat.
Polisi bernama Matthew Hunt (28) tewas ditembak saat bertugas dalam pemeriksaan lalu lintas pada Jumat (19/6) waktu setempat. Pembunuhan Hunt ini mengejutkan Selandia Baru yang relatif damai sehingga polisi lalu lintas bertugas rutin tanpa senjata api.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/6/2020), Hunt menjadi polisi ke-23 yang tewas dalam tugas di Selandia Baru sejak tahun 1890 silam. Penembakan fatal semacam ini merupakan yang pertama dalam satu dekade terakhir di negara ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Identitas dan informasi detail soal pelaku yang ditangkap terkait penembakan Hunt tidak boleh diungkap ke publik. Hanya bisa disebutkan bahwa pelaku seorang pria berusia 24 tahun. Pelaku, menurut BBC, ditangkap dalam penggerebekan yang dilakukan polisi sekitar 4 jam usai penembakan pada Jumat (19/6) waktu setempat.
Saat dihadirkan secara singkat dalam sidang via video link, pelaku hanya bicara sebentar untuk mengonfirmasi namanya dan lebih banyak terdiam. Pelaku akan kembali dihadirkan dalam sidang selanjutnya pada awal bulan depan.
Seorang wanita berusia 30 tahun, yang juga tak disebut namanya, telah ditahan dan akan disidang pada Senin (22/6) mendatang. Polisi setempat menyebut wanita itu berperan sebagai kaki tangan pelaku dalam kasus ini. Dia ditangkap tanpa insiden apapun pada Sabtu (20/6) sore waktu setempat.
Hunt yang bergabung dengan satuan kepolisian tiga tahun lalu dan baru-baru ini ditransfer ke satuan polisi lalu lintas, ini mendekati sebuah mobil yang mengalami kecelakaan saat tiba-tiba pelaku melepas tembakan. Seorang polisi lainnya terluka dan seorang warga yang ada di lokasi mengalami luka serius saat pelaku kabur dengan kendaraan lainnya.
Jaksa dalam kasus ini, David Johnstone, menyatakan dalam persidangan bahwa kasus ini sangat memancing ketertarikan publik dan mengajukan 'perintah penekanan agak luas', termasuk menahan dirilisnya nama pelaku juga polisi dan warga yang terluka. Disebutkan Johnstone bahwa penekanan ini dimaksudkan untuk 'melindungi integritas penyelidikan'.
(nvc/jbr)