Para pemilik restoran dan kafe di Paris, Prancis lega karena tempat-tempat makan kini bisa mulai buka kembali pada Senin (15/6/2020). Para pengunjung kini bisa makan di dalam resto dan kafe di Paris setelah tiga bulan ditutup karena lockdown untuk mengendalikan penyebaran pandemi virus Corona.
Seperti dilansir AFP, Senin (15/6) pembukaan ini lebih cepat dari yang diperkirakan untuk wilayah Paris. Pengumuman ini disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu (14/6) malam waktu setempat, sesaat sebelum pejabat terkait mencatat sembilan kematian karena COVID-19 dalam waktu 24 jam sebelumnya - angka terendah sejak Maret.
"Sebagian besar epidemi telah berada di belakang kita," kata Menteri Kesehatan Olivier Veran pada Senin (15/6), meskipun dia memperingatkan bahwa "ini tidak berarti kita dapat berhenti memerangi virus."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum ini, restoran di Paris dan sekitarnya hanya dapat melayani pengunjung di teras terbuka, bahkan ketika restoran di seluruh negeri dibuka sepenuhnya awal bulan ini.
"Ini akan menjadi pesta," ungkap Stephane Manigold, pemilik empat restoran Paris, termasuk Maison Rostang bintang dua. "Kami menunggu pidato presiden. Tim kami siap, dan mereka ingin kembali bekerja," katanya.
Manigold menjadi berita utama bulan lalu setelah berhasil menggugat asuransinya, raksasa Prancis Axa, untuk membayar sekitar 70.000 euro ($ 79.000) sebagai kompensasi atas keuntungan bisnisnya yang hilang.
Bahkan di seluruh Prancis, ketika restoran diizinkan untuk sepenuhnya dibuka kembali pada 11 Mei, pemilik harus memindahkan meja untuk memastikan setidaknya ada jarak satu meter (3,3 kaki) di antara pengunjung.
Didier Chenet, kepala asosiasi GNI pemilik hotel dan restoran independen, memperkirakan aturan jarak sosial telah memangkas kapasitas setidaknya setengah.
"Untuk akhirnya bisa kembali bekerja di seluruh Prancis memang membuat napas lega," katanya.
Tetapi kecuali pemerintah mencabut aturan jaga jarak satu meter, katanya, "pemulihan akan sangat lambat, dengan kondisi ekonomi yang tidak layak untuk bisnis kami," katanya.
Turis-turis asing, unsur utama keberhasilan di restoran-restoran Paris khususnya, juga diperkirakan tidak akan tiba dalam jumlah seperti masa pra-COVID dalam waktu dekat, bahkan ketika Uni Eropa mulai secara tentatif membuka perbatasan di dalam blok tersebut.
Untuk diketahui, Macron mengatakan hari Minggu (14/6) bahwa pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar 500 miliar euro untuk meringankan dampak Corona terhadap perekonomian, termasuk lebih dari enam miliar euro dalam bentuk pinjaman yang didukung negara untuk restoran, hotel dan kafe.