Panjang Cerita Pertikaian Diplomatik China Versus Australia

Round-Up

Panjang Cerita Pertikaian Diplomatik China Versus Australia

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 12 Jun 2020 08:25 WIB
Pertikaian Berlanjut, China Tuding Australia Tak Aman Untuk Kuliah
Foto: Pelajar China diminta hati-hati ketika berkuliah di Australia (ABC Australia)
Canberra -

Pertikaian diplomatik antara Australia dan China terus berlanjut. China mewanti-wanti warganya bahwa tidak aman berkuliah di Australia karena meningkatnya "serangan rasis". Namun, Australia membantah.

Seperti dilansir dari ABC News, Kamis (11/6/2020) Tudingan China tersebut dilontarkan hari Selasa (9/6), dengan memperingatkan "mahasiswa yang ingin kuliah di luar negeri agar berhati-hati memilih Australia atau kembali kuliah di Australia".

Sekitar 1,5 juta mahasiswa akan kembali ke kampus-kampus di Australia ketika perkuliahan normal dimulai kembali pada Juli mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Data menunjukkan bahwa mahasiswa China yang kuliah di luar negeri mayoritas memilih Australia dibandingkan negara lain.

Sejak terjadinya pandemi COVID-19, kebanyakan mahasiswa internasional kembali ke negara asalnya dan tidak bisa masuk ke Australia akibat penutupan perbatasan sejak Februari.

Tudingan China itu dibantah oleh kalangan perguruan tinggi Australia melalui 'Group of Eight', yaitu asosiasi delapan perguruan tinggi terkemuka di Australia.

CEO 'Group of Eight', Vicki Thomson menyatakan pihaknya telah menghubungi Kedutaan Besar China untuk menanyakan apakah ada peristiwa serangan rasis terhadap mahasiswa asal China yang mereka ketahui.

"Kami menanyakan kepada Kedubes China mengenai kejadian yang mereka ketahui dan perlu kami ketahui agar bisa diselesaikan secara bersama-sama," katanya seperti dilaporkan ABC News.

"Mereka tidak bisa menyampaikan kepada kami karena menurut mereka sendiri tidak ada kasus," kata Vicki Thomson.

Kemudian akhir pekan lalu, Kementerian Budaya dan Pariwisata China mengeluarkan peringatan bagi warganya agar jangan berkunjung ke Australia dengan alasan "adanya peningkatan serangan rasis terhadap orang China dan keturunan Asia lainnya".

Media pemerintah China menyebut larangan ini hanyalah reaksi atas apa yang mereka sebut sebagai "kebijakan anti China di Australia".

Tindakan Pemerintah China di sektor pendidikan kali ini diharapkan tidak akan mempunyai dampak jangka panjang bagi Australia.

Menurut CEO Asosiasi Pendidikan Internasional, Phil Honeywood saat ini perbatasan Australia masih ditutup bagi kedatangan mahasiswa internasional. Butuh waktu sebelum dibuka sepenuhnya.

"Hal ini memberikan banyak waktu bagi para menteri untuk mengatasi kesalahpahaman dan isu yang dilontarkan Pemerintah China," katanya.

Namun upaya sejumlah pejabat Australia untuk berdialog dengan mitranya di China telah mengalami kegagalan.

Menteri Perdagangan dan Pariwisata Simon Birmingham misalnya, sampai kini belum berhasil melakukan pembicaraan dengan Menteri Perdagangan China.

"Sayang sekali, permintaan kami untuk mendiskusikan hal ini, tidak mendapat tanggapan," katanya kepada program radio ABC.

Namun, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menegaskan bahwa pihaknya tak akan pernah terintimidasi oleh ancaman ekonomi China. Ini disampaikan setelah China mengancam akan merusak aliran wisatawan dan pelajar internasional bernilai miliaran dolar ke negara itu.

Seperti dilansir dari AFP, Kamis (11/6/2020) Perdana Menteri Scott Morrison menepis tuduhan tentang perlakuan rasis terhadap orang China.

"Ini pernyataan konyol dan ditolak," katanya saat wawancara radio, Kamis (11/6).

"Kami memiliki hubungan perdagangan yang penting dengan China dan saya ingin melihat itu berlanjut," kata Morrison.

Namun dia memperingatkan pemerintahnya "tak akan pernah terintimidasi oleh ancaman" atau "memperdagangkan nilai-nilainya sebagai tanggapan atas paksaan dari mana pun datangnya".

Ketegangan antara kedua negara memang sedang meningkat. Australia telah bergerak untuk melawan gerakan China untuk membangun pengaruhnya baik di dalam negeri maupun di seluruh wilayah Pasifik.

Australia bahkan sempat membuat marah China, dengan memimpin seruan untuk penyelidikan internasional tentang asal-usul virus Corona dan penanganan pandemi Corona di China.

Sejak itu, China telah mengambil beberapa langkah yang menargetkan hubungan perdagangannya dengan Australia, termasuk upaya untuk mencegah para pelancong China, yang mewakili kelompok wisatawan asing terbesar, dan pelajar luar negeri.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads