Singsing Lengan Baju Pemimpin Negara Eropa Hadapi Pandemi di Masa Depan

Round-Up

Singsing Lengan Baju Pemimpin Negara Eropa Hadapi Pandemi di Masa Depan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 10 Jun 2020 21:19 WIB
Presiden Komite Eropa Ursula von Der Leyen mengunjungi markas Uni Afrika di Etiopia.
Foto: Presiden Komite Eropa Ursula von Der Leyen (AFP Photo/Eduardo Soteras)
Brussel -

Corona (COVID-19) telah menghantam Eropa selama berbulan-bulan. Belajar dari pengalaman ini, para pemimpin negara Eropa pun menyingsingkan lengan bajunya agar siap menghadapi pandemi di masa yang akan datang.

Prancis, Jerman dan empat negara Uni Eropa lainnya pun mendesak Uni Eropa agar berperan lebih besar dalam persiapan menghadapi pandemi di masa depan. Sebab, Uni Eropa dianggap gagal dalam menanggapi pandemi Corona.

Seperti dilansir dari AFP, Rabu (10/6/2020), desakan itu disampaikan oleh para pemimpin negara Eropa. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel bersama dengan para pemimpin Spanyol, Polandia, Belgia dan Denmark menulis surat yang meminta seharusnya ada "pendekatan Eropa bersama" guna tantangan pandemi di masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka menyampaikan surat dan makalah kebijakan mereka kepada Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dalam upaya terkuat oleh para pemimpin blok yang paling kuat untuk memacu eksekutif Uni Eropa guna memperbaiki perpecahan selama krisis Corona, terutama pada hari-hari paling awal.

Ketika wabah global pertama kali terjadi, negara-negara anggota mengistimewakan respons nasional dengan menutup perbatasan. Beberapa ada yang menimbun pasokan medis dan mengeluarkan rencana pengeluaran besar terlepas dari aturan UE.

ADVERTISEMENT

Surat itu memberikan penekanan khusus pada kekurangan pasokan medis yang sangat dibutuhkan, namun dirasakan tidak merata di seluruh UE saat virus menyebar ke seluruh benua.

"Memahami kekurangan itu penting," tulis para pemimpin tersebut.

"Ini termasuk pasokan yang cukup untuk alat pelindung diri (APD), peralatan medis, obat-obatan penting, dan vaksin," lanjut surat tersebut.

Para pemimpin juga mendesak Brussels untuk merampingkan data di seluruh blok, sehingga tingkat penularan dan angka-angka penting lainnya cocok dari satu negara ke negara lain.

Mereka juga mendesak komisi untuk memberikan "mandat yang diperkuat" untuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.

Topik lain yang dibahas ialah pengadaan umum dan kerja sama yang lebih baik dalam memelihara stok kritis.

Para pemimpin juga meminta Eropa untuk bekerja ke arah "diversifikasi jalur pasokan", agar negara-negara Uni Eropa tidak terlalu bergantung kepada China atau India.

"Ini termasuk mengidentifikasi mitra dagang baru dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan negara-negara UE pada pemasok tunggal," kata surat kabar itu.

Ke-27 pemimpin Uni Eropa ini rencananya akan mengadakan pembicaraan virtual pada 19 Juni untuk membahas dampak krisis Corona.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads