Otoritas Malaysia menahan 269 pengungsi Rohingya yang menumpang sebuah kapal penyelundup yang sengaja dirusak agar tidak bisa dikembalikan ke lautan. Sesosok jenazah juga ditemukan di dalam kapal tersebut.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (9/6/2020), tidak diketahui pasti berapa lama dan dari mana para pengungsi Rohingya itu berlayar. Namun ratusan ribu pengungsi Rohingya diketahui telah kabur dari Myanmar karena adanya operasi militer dan kini tinggal berdesakan di kamp-kamp di Bangladesh.
Malaysia yang didominasi penduduk muslim, menjadi tujuan favorit dari kapal-kapal yang dikelola sindikat penyelundup, yang menjanjikan kehidupan lebih baik di luar negeri bagi para pengungsi Rohingya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para petugas kelautan Malaysia mencegat kapal pengungsi Rohingya itu pada Senin (8/6) waktu setempat, di dekat Pulau Langkawi. Disebutkan Satuan Tugas Nasional dalam pernyataannya bahwa 53 orang nekat melompat dari kapal ke lautan dan berupaya berenang ke pantai. Mereka berhasil ditangkap petugas.
Sebanyak 216 pengungsi lainnya ditahan di atas kapal. Sesosok jenazah wanita ditemukan di atas kapal.
Otoritas Malaysia berniat untuk mengembalikan kapal itu ke lautan, namun tidak bisa karena mesin kapal telah dirusak secara sengaja sehingga sulit diperbaiki.
Para pengungsi Rohingya yang ditahan, diberi makan dan ditempatkan di fasilitas penahanan sementara. Sementara jenazah yang ditemukan, telah diserahkan kepada pihak kepolisian untuk diselidiki lebih lanjut penyebab kematiannya.
Satuan Tugas Nasional Malaysia menyatakan 396 orang yang berupaya menyelundupkan diri masuk secara ilegal ke negara itu telah ditahan sejak Mei lalu. Terdapat 108 nakhoda kapal dan 11 tersangka penyelundupan di antara mereka yang ditangkap.
Disebutkan juga bahwa 22 kapal yang membawa 140 imigran yang berupaya masuk secara ilegal ke Malaysia, telah dikembalikan ke lautan sejak Mei. Tidak dijelaskan lebih lanjut asal negara dari para imigran itu.
Jumlah itu tidak menyertakan satu kapal yang membawa 200 pengungsi Rohingya, termasuk anak-anak, yang diperintahkan balik ke lautan pada April lalu, karena kekhawatiran para pengungsi membawa virus Corona (COVID-19) ke Malaysia.
Sejauh ini, Malaysia melaporkan total 8.329 kasus virus Corona, dengan 117 kematian. Sejak bulan lalu, Malaysia melaporkan lebih dari 700 kasus baru yang muncul di pusat-pusat tahanan imigrasi. Hal ini terjadi setelah Malaysia menggerebek sejumlah lokasi untuk menangkap lebih dari 2 ribu imigran ilegal.