Chile merevisi jumlah kematian akibat virus Corona (COVID-19) di wilayahnya. Dengan revisi tersebut, total kematian di negara ini melampaui 2.000 orang.
Seperti dilansir Reuters, Senin (8/6/2020), dalam revisinya, otoritas kesehatan Chile kini menyertakan jumlah kematian dari database yang sebelumnya belum dimasukkan ke dalam daftar penghitungan resmi. Menteri Kesehatan Chile, Jaime Manalich, mengumumkan ada 653 tambahan kematian terkait virus Corona yang dimasukkan daftar resmi.
Dalam laporan harian pada Minggu (7/6) waktu setempat, otoritas kesehatan Chile juga melaporkan 96 kematian dalam sehari. Dengan demikian, total kematian akibat virus Corona di Chile kini mencapai 2.290 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data terbaru menyebut total 134.150 kasus virus Corona kini terkonfirmasi di Chile. Kasus virus Corona pertama di negara ini tercatat pada awal Maret.
Dengan angka tersebut, Chile menjadi salah satu negara dengan total kasus terbanyak di kawasan Amerika Latin, yang kini menjadi pusat baru bagi pandemi Corona global. Brasil, Peru dan Meksiko juga melaporkan total kasus yang jumlahnya tidak kalah banyak dari Chile.
Dalam pengumumannya, Manalich menyatakan bahwa database orang meninggal yang disertifikasi oleh catatan sipil telah dikaji dan bersama dengan informasi dari laboratorium yang menggelar tes PCR untuk virus Corona telah dikonsolidasikan ke dalam satu daftar.
"Ini merupakan penyesuaian yang harus kami lakukan dan laporan, sebuah komitmen untuk legitimasi, khususnya ketika kami melakukan upaya besar untuk mencari database tambahan bagi informasi yang tidak muncul dalam database yang kita gunakan sebelumnya," ucap Manalich menjelaskan.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa forum diskusi think-tank, media dan para ilmuwan melontarkan kritik terhadap cara pemerintah Chile menghitung korban meninggal akibat virus Corona. Mereka menyatakan keyakinan bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Manalich menambahkan bahwa informasi sertifikat kematian kini akan menyertakan apakah 'dalam cara tertentu, baik langsung maupun tidak langsung, itu dapat dikaitkan dengan COVID-19 sebagai penyebab kematian terkait'.
(nvc/ita)