"Apa yang terjadi pada Iyad al-Halaq adalah sebuah tragedi. Ini adalah seorang pria penyandang cacat, autisme, yang dicurigai - dan kami (sekarang) tahu salah - menjadi teroris di tempat yang sangat sensitif," kata Netanyahu, yang kemudian berhenti sejenak untuk meminta maaf, dikutip dari AFP, Minggu (7/6/2020).
Saat ini, divisi urusan internal kepolisian sedang menyelidiki penembakan pria berkebutuhan khusus itu.
"Saya tahu (polisi) sedang melakukan pemeriksaan. Kita semua berbagi dalam kesedihan keluarga," kata Netanyahu dalam sambutan publik kepada kabinetnya.
Sebelumnya, al-Halaq ditembak mati dalam pengejaran polisi di Kota Tua Yerusalem pada Sabtu (30/5) lalu. Al-Halaq ditembak mati lantaran dicurigai membawa senjata.
Aksi itu pun mendapat banyak kecaman. Partai Fatah yang merupakan pengusung Presiden Palestina Mahmud Abbas mengecam pembunuhan itu sebagai "Kejahatan perang".
Mereka mengatakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bertanggung jawab penuh atas "Eksekusi seorang pemuda yang cacat".
Ratusan orang juga menghadiri pemakaman Halaq seminggu yang lalu. Pejabat Palestina dan keluarga Halaq mengatakan dia menderita autisme parah dan panik dan berlari setelah para petugas menghadangnya. (mae/zlf)