Kematian Bocah Kulit Hitam Picu Aksi Protes di Brasil

Kematian Bocah Kulit Hitam Picu Aksi Protes di Brasil

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 06 Jun 2020 16:42 WIB
A woman holds a sign reading Justice for Miguel. Black Lives Matter during a demonstration in demand of justice for the death of five-year-old Miguel Otavio Santana da Silva, the son of a black maid who on June 2 fell from the ninth floor of a building while under the watch of his mothers white employer, in Recife, Pernambuco State, in northeastern Brazil, on June 5, 2020. - The death of Miguel Otavio triggered a wave of anti-racism protests on Friday in Recife. (Photo by Leo MALAFAIA / AFP)
Aksi protes menuntut keadilan atas kematian seorang bocah kulit hitam digelar di Brasil (AFP/LEO MALAFAIA)
Brasilia -

Ratusan warga Brasil menggelar aksi protes atas kematian seorang bocah kulit hitam berusia 5 tahun. Bocah laki-laki itu tewas setelah ibundanya, yang seorang pembantu rumah tangga (PRT), menitipkannya kepada majikannya yang seorang kulit putih.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (6/6/2020), bocah bernama Miguel da Silva (5) ini meninggal dunia pada Selasa (2/6) waktu setempat, setelah terjatuh dari lantai 9 sebuah gedung apartemen mewah di kota Recife. Apartemen itu menjadi tempat tinggal majikan dari ibunda bocah ini. Sang ibunda menitipkan da Silva kepada majikannya, saat dia ditugaskan membawa anjing keluarga majikannya jalan-jalan sebentar di luar.

Laporan media lokal Brasil, G1, menyebut bahwa da Silva saat itu tidak dititipkan di tempat penitipan anak karena adanya aturan karantina untuk membatasi penyebaran virus Corona (COVID-19), sehingga dia menemani sang ibunda bekerja. Da Silva biasanya dititipkan dengan neneknya, namun pada saat itu sang nenek harus mengurus resep obat dan ada urusan di bank.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama menemani ibunya bekerja, da Silva sempat bermain-main dengan putri majikan ibunya di dalam apartemen. Apartemen milik sang majikan ada di lantai 5. Ketika sang ibunda bertugas membawa jalan-jalan anjing peliharaan majikannya, da Silva dititipkan sebentar ke sang majikan. Ibunda da Silva tidak bisa membawanya serta karena dianggap akan menyulitkannya.

Rekaman CCTV di apartemen yang ditayangkan acara televisi Brasil menunjukkan sang majikan sempat berinteraksi dengan da Silva saat bocah itu masuk dan berdiri di dalam salah satu lift. Sang majikan terlihat memencet salah satu tombol dalam lift dan meninggalkan bocah itu sendirian di dalam lift.

ADVERTISEMENT

Menurut media lokal, bocah itu keluar dari elevator di lantai 9 lalu memanjat jendela, kemudian menaiki pembatas balkon dan terjatuh ke bawah. Dia meninggal setelah terjatuh dari ketinggian 35 meter.

Insiden ini memicu aksi protes di Brasil, mirip dengan unjuk rasa memprotes kematian seorang pria kulit hitam bernama George Floyd yang marak di Amerika Serikat (AS). "Vidas negras importam," demikian bunyi slogan yang dibawa para demonstran di Recife. Slogan itu berarti 'Black Lives Matter' dalam bahasa Portugis.

"Sangat penting untuk hadir dalam aksi protes ini, karena kehidupan Miguel mewakili kenyataan banyak anak-anak kulit hitam lainnya, anak pembantu rumah tangga. Dia bisa saja salah satu dari kita," ucap salah satu demonstran bernama Nathalia Ferreira.

Sambil memakai masker dan mengenakan kaos bergambar bocah 5 tahun itu, para demonstran melakukan long-march dari gedung kehakiman menuju gedung apartemen mewah yang menjadi lokasi kematiannya. "Kami khawatir bahwa tindak kejahatan ini akan dianggap enteng dan dibiarkan tanpa hukuman. Sangat penting agar keadilan ditegakkan," ucap Monica Oliveira dari Pernambuco Black Women's Network.

Brazil diketahui merupakan negara terakhir di benua Amerika yang menghapuskan perbudakan. Warga kulit hitam mencapai 56 persen dari total populasi, namun berpenghasilan hanya separuh dari warga kulit putih dan memiliki harapan hidup rendah. Para aktivis setempat menyebut praktik diskriminasi berdasarkan warna kulit telah mengakar di Brasil.

Laporan media lokal G1 menyebut sang majikan telah ditangkap atas tuduhan pembunuhan tak disengaja, atau saat tidak ada niat untuk membunuh. Pihak kepolisian menganggap dia lali karena membiarkan bocah berusia 5 tahun sendirian di dalam lift. Menurut G1, sang majikan bebas setelah membayar jaminan sebesar 20 ribu real Brasil, atau setara Rp 56 juta.

(nvc/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads