Imbas Corona, Masker Bekas Berserakan di Pantai-pantai Hong Kong

Imbas Corona, Masker Bekas Berserakan di Pantai-pantai Hong Kong

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 05 Jun 2020 17:43 WIB
Limbah masker wajah di Hong Kong (AFP Photo)
Foto: Limbah masker wajah di Hong Kong (AFP Photo)
Hong Kong -

Masker-masker bekas semakin memenuhi pantai-pantai di Hong Kong. Hal ini karena wabah Corona (COVID-19) memaksa orang untuk terus memakai masker.

Seperti dilansir AFP, Jumat (6/5/2020) para ahli konservasi mengatakan masker-masker itu menambah limbah plastik yang sudah sangat tinggi di perairan sekitar Hong Kong.

"Masker plastik sekali pakai hanyalah satu lagi beban tambahan yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang di pantai," kata Gary Stokes, salah satu pendiri OceansAsia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tidak lama sebelum pandemi global melanda, sebuah LSM lingkungan yang berbasis di Hong Kong meluncurkan penelitian selama setahun yang mengamati puing-puing sampah laut dan mikroplastik yang ditemukan di salah satu pulau, yang lebih terpencil dan tidak berpenghuni di kota itu.

Lima item yang paling sering ditemukan adalah botol, kemasan polystyrene, korek api, alat makan sekali pakai dan sedotan. Sekarang masker-masker juga ikut mengambang di pantai dan garis pantai.

Selama kunjungan belakangan ini, para konservasionis menghitung dan menemukan 70 masker dari hamparan 100 meter pantai.

"Sejak masyarakat mulai mengenakan masker, penyebab dan dampaknya sekarang terlihat di pantai," kata Stokes.

7,5 juta penduduk Hong Kong menghasilkan enam juta ton limbah setiap tahun, hanya sekitar 30 persennya yang didaur ulang.

Bahkan sebelum Corona muncul, penduduk sering memakai sungkup muka dalam perjalanan harian, terutama selama musim flu pada musim dingin.

Tetapi kemunculan penyakit COVID-19 yang mematikan telah membuat pemakaian masker meningkat. Meskipun kedekatan lokasinya dengan China daratan - asal mula wabah - sebagian besar wilayah Hong Kong telah berhasil mengalahkan virus Corona ini, dengan lebih dari 1.000 infeksi dan empat kematian.

Sekarang semakin banyak perusahaan menawarkan masker yang dapat digunakan kembali. Pemerintah juga telah meluncurkan inisiatif untuk mengirimkan masker yang bisa dicuci kepada semua warga. Tapi masker sekali pakai tetap menjadi pilihan paling populer.

"Apa yang akan saya tunggu adalah ketika kita akan mendapatkan lumba-lumba mati atau lumba-lumba terhanyut dengan masker di dalam perut mereka," kata Stokes.

"Jelas ini adalah item lain yang masuk laut dan bisa dikira makanan (oleh mereka)," imbuhnya.

Halaman 3 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads