Otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) menyerukan bahwa para demonstran yang memprotes kematian George Floyd di berbagai wilayah AS, perlu diperiksa dan dites untuk virus Corona (COVID-19). Tembakan gas air mata dari polisi yang membuat batuk para demonstran, bisa berpotensi memicu penularan virus tersebut.
Seperti dilansir CNN, Jumat (5/6/2020), seruan tersebut disampaikan oleh Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Dr Robert Redfield.
"Kami sungguh ingin individu-individu tersebut agar sangat mempertimbangkan untuk dievaluasi dan dites," ucap Redfiled dalam rapat dengar pendapat dengan House of Representatives (HOR) atau DPR AS membahas virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir ada potensi, yang sangat disayangkan bagi ini (unjuk rasa) untuk acara penyemaian (penularan virus)," katanya, secara khusus merujuk pada aksi protes di kota-kota metropolitan yang melaporkan adanya penularan Corona secara signifikan.
"Cara untuk meminimalisasi itu adalah membuat setiap individu untuk mengakui hal itu demi kebaikan mereka sendiri, untuk melindungi orang-orang tercinta mereka, untuk (berkata) 'Hei, saya pergi keluar, saya perlu, saya perlu untuk diperiksa', Anda tahu, dan dalam tiga, lima, tujuh hari diperiksa, pastikan Anda tidak terinfeksi," cetus Redfield.
Dalam perdebatan dengan salah satu anggota DPR, Mark Pocan, dari Wisconsin, Redfield membahas soal penggunaan gas air mata terhadap para demonstran. Disebutkan Redfield bahwa menurut pengalamannya, gas air mata bisa membuat orang batuk-batuk. Hal ini jelas tidak baik mengingat pandemi yang sedang merajalela melibatkan virus pernapasan.
"Sudah pasti batuk dapat menularkan virus pernapasan, termasuk COVID-19," tegasnya.
Simak video 'Obama Soal Demo George Floyd: Ingat! AS Berdiri dari Sebuah Protes':
Pocan bertanya kepada Redfield soal apakah dirinya telah menyarankan Presiden Donald Trump atau bekerja bersama penegak hukum agar mereka tidak lagi menggunakan gas air mata selama pandemi Corona masih merajalela. "Saya pikir Anda mengemukakan poin penting yang kami anjurkan sangat kuat -- kemampuan untuk memakai penutup wajah dan masker tersedia bagi para demonstran, agar mereka bisa setidaknya memiliki pelindung," ujarnya.
Ditambahkan Redfield bahwa dirinya akan 'meneruskan komentar ini dalam rapat Satuan Tugas selanjutnya'.
Secara terpisah, Gubernur Minnesota, Tim Walz, meminta semua orang yang ikut unjuk rasa memprotes kematian Floyd untuk menjalani tes Corona. Seruan ini disampaikan Walz via Twitter.
"Siapa saja yang berdemonstrasi harus menjalani tes untuk COVID-19," cetusnya dalam cuitan pada Kamis (4/6) malam.
Walz menyertakan informasi dari Departemen Kesehatan Minnesota soal cara mengikuti tes Corona. "Jika Anda berpikir Anda telah terpapar, jalani tes sekitar lima hari setelah peristiwa itu. Jika hasil tesnya negatif, jalani tes lagi sekitar 14 hari setelah peristiwa itu," imbaunya.